Nationalgeographic.co.id – Seorang pengusaha asal Tiongkok yang tidak mampu menahan kesedihan akibat kematian kucingnya, Garlic, kini mengkloning peliharaannya tersebut. Kucing kloning itu diberi nama Garlic 2.0.
Huang Yu, 22, menghubungi Sinogene, sebuah perusahaan kloning hewan peliharaan yang berbasis di Beijing, setelah kehilangan kucingnya. Sebelumnya, Sinogene sendiri telah berhasil mengkloning 40 anjing dengan biaya masing-masing 53 ribu dollar AS.
Untuk kucing sendiri, Yu adalah klien pertama Sinogene. Mereka berhasil membuat kloningan Garlic dengan biaya 35 ribu dollar AS.
Baca Juga: Ramah Lingkungan, Kacamata Hitam Ini Terbuat dari Ampas Kopi
Kepada New York Times, Yu mengatakan bahwa dia telah mengubur Garlic asli yang mati di usia 2 tahun, pada Januari lalu. Namun, sebelum menguburnya, Yu membekukan mayat Garlic terlebih dahulu sampai pegawai Sinogene datang dan mengambil sampel DNA-nya.
“Bagi saya, Garlic tidak tergantikan. Garlic tidak meninggalkan apa-apa untuk masa depan, jadi saya memutuskan untuk mengkloningnya,” kata Yu.
Untuk menciptakan Garlic 2.0, para ilmuwan mengambil sel kulit dari Garlic asli, kemudian menanamnya ke ‘telur kucing’ yang menghasilkan 40 embrio kloning.
Chen Benchi, kepala tim eksperimen Sinogene, menjelaskan bahwa embrio tersebut lalu ditempatkan ke rahim ibu kucing pengganti yang menyebabkan tiga kehamilan (meski hanya satu yang bertahan sampai lahir).
Meski hewan peliharaan telah dikloning di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Inggris, dan AS, tapi ahli industri mengatakan, kuncing kloning pertama di Tiongkok ini menjadi tonggak sejarah baru dalam sektor kloning komersial yang menarik minat masyarakat.
“Faktanya, sebagian besar pelanggan adalah orang-orang muda yang baru saja lulus,” kata Mi Jidong, CEO Sinogene.
“Apa pun hewan peliharaannya, pemilik sudah menganggap mereka seperti bagian dari keluarga. Kloning hewan peliharaan penting untuk memenuhi kebutuhan emosional generasi muda,” paparnya.
Baca Juga: Tanggul Laut Ramah Lingkungan dari Sabut Kelapa Ala Peneliti ITB
Sinogene berharap mereka bisa menggunakan teknologinya untuk kepentingan publik. Misalnya dengan mengkloning hewan-hewan terancam punah seperti panda atau harimau–walaupun prosesnya sangat sulit dan membutuhkan waktu lama.
Meskipun kloning Garlic sangat sehat, tapi Yu mengaku ia sedikit kecewa karena kucing tersebut tidak benar-benar mirip aslinya. Garlic 2.0 kehilangan sepetak bulu hitam di dagunya. Namun, Yu mengatakan bahwa ia “menerima bahwa pada situasi tertentu pasti ada keterbatasan teknologi”.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR