Nationalgeographic.co.id - Kebun binatang Melbourne baru saja menyelenggarakan konser musik untuk para gajah Asia yang terancam punah di sana. Ini dilakukan untuk meningkatkan kedekatan kawanan gajah yang terdiri dari enam anggota tersebut.
Setelah pihak kebun binatang berhasil memenuhi kebutuhan fisik gajah, kini mereka mulai memperhatikan stimulasi intelektualnya.
"Kawanan gajah di alam liar bertemu dengan banyak hal baru, mulai dari berbagai jenis makanan hingga buaya di sungai. Namun, kehidupan di lingkungan kebun binatang sangat statis sehingga kami berencana melakukan sesuatu yang berbeda," kata Erin Gardiner, salah satu penjaga kebun binatang.
Baca Juga: Inilah Alasan Mengapa Unta Bisa Memakan Kaktus yang Berduri Tajam
Ide ini muncul ketika suatu hari ada sekelompok musisi yang berpartisipasi di salah satu acara hiburan di kebun binatang Melbourne. Respons gajah kepada para musisi saat itu membuat pihak kebun binatang pun berpikir untuk melakukan 'terapi musik' kepada mereka.
Dibanding berusaha berbicara dengan mereka, petugas kebun binatang lebih memilih memainkan berbagai jenis musik sambil mengamati reaksi gajah. Gardiner mengatakan, sampel musiknya belum cukup banyak untuk mengidentifikasi genre mana yang menjadi favorit mereka. Namun, sejauh ini, respons terkuat gajah muncul pada musik perkusi.
"Ada banyak penelitian mengenai musik bagi hewan, tapi kami belum menemukan tentang dampak live music pada gajah," ungkapnya.
Baca Juga: Electrophorus Voltai, Belut Listrik Dengan Tegangan 860 Volt
Saat mendengarkan musik, keenam gajah di kebun binatang tersebut terlihat saling menyentuh dengan belalai mereka, mengepakkan telinga, juga meminta gajah tua mengelilingi yang lebih muda.
Man Jai, gajah termuda dan satu-satunya jantan yang ada di sana, kadang memisahkan diri dari kawanan untuk mendekati pagar dan berinteraksi lebih dekat dengan asal suara musik.
Pengunjung kebun binatang dipersilakan menonton penampilan musik tersebut. Namun, Gardiner menekankan, program ini sebenarnya dibuat untuk para gajah sehingga 'kesenangan' manusia hanyalah bonus.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR