Nationalgeographic.co.id - Dalam tradisi Tionghoa, perayaan tahun baru Imlek identik dengan makan bersama. Hal ini memiliki makna sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga sehingga makan malam adalah bagian yang esensial dari perayaan ini.
Setiap sajian pada acara makan bersama saat perayaan tahun baru Imlek memiliki makna dan filosofi masing-masing. Harapannya hal tersebut dapat memberikan kebaikan dan kemakmuran bagi mereka yang menikmatinya.
Menurut Aji Chen Bromokusumo, seorang pakar kuliner Tionghoa, ada beberapa kuliner yang identik dengan perayaan tahun baru Imlek—antara lain berikut ini.
Makanan Pembuka
Makanan pembuka yang beragam seperti udang mayonnaise, irisan daging sapi, dan ubur-ubur, memiliki makna keunikan. Banyak juga yang biasanya menyantap Telur Pitan atau Thousands Years Egg, telur yang telah difermentasi. Telur ini melambangkan panjang umur dan kesehatan. Biasanya makanan pembuka berupa kombinasi makanan panas dan makanan dingin.
Baca Juga: Sambut Tahun Baru Cina Atau Imlek, Ini Fakta-fakta yang Perlu Anda Ketahui
Bebek Panggang
Bebek panggang sendiri tidak memiliki makna tertentu. Tetapi makanan ini tetap dianggap spesial karena tidak disajikan setiap saat di meja makan. Orang Tionghoa hanya menyediakan bebek panggang di momen-momen spesial salah satunya saat tahun baru Imlek.
Pindang Bandeng
Aji mengatakan bahwa menu Pindang Bandeng atau Nian Nian You Yu ini hanya bisa ditemukan di Indonesia saja. Menu ini merupakan hasil akulturasi budaya Tionghoa di Indonesia. Di luar Indonesia, Anda tidak mungkin bisa menemukan menu ini karena ikan bandeng sendiri hanya ada di Indonesia. Menu ikan bandeng dibuat dengan cara ikan dikukus lalu diberi saus.
Makna dari "Nian Nian You Yu" sendiri adalah setiap tahun ada "sisa", artinya mengharapkan tahun ini memiliki rezeki yang berlebih dan tidak pas-pasan dalam bisnis, karir, dan lain lain. Serta mengharapkan kesejahteraan yang baik dari tahun ke tahun.
Ca Rebung
Ca Rebung atau Bu Bu Gao Sheng juga merupakan salah satu makanan yang khas saat perayaan Imlek karena melambangkan hidup dengan semangat yang baru sesuai dengan filosofi tunas bambu yang semakin lama semakin tinggi dan besar. Bu Bu Gao Sheng berarti semakin lama semakin sukses dalam segala aspek kehidupan dan kesehatan.
Haisom
Haisom atau timun laut ini mempunyai makna sebuah harapan berlimpahnya rezeki yang banyak dan mendoakan keuletan. Menu ini tidaklah murah dan mudah untuk ditemukan dengan kualitas bagus. Jadi belum tentu di setiap perayaan Imlek akan disediakan.
“Sekali lagi, ini juga menu yang jarang karena proses pembuatan kuliner ini tidaklah mudah dan juga tidaklah murah. Haisom ketika baru dibeli perlu dibakar terlebih dahulu hingga kulit keras di luarnya mengelupas. Lalu didiamkan 3-4 hari sebelum bisa dimasak,” ulas Aji Chen.
Baca Juga: Cia Po, Jamu Asal Tionghoa yang Punya Banyak Khasiat Bagi tubuh
Nuomi Fan
Nuomi Fan atau kue ketan ala Kanton, menyiratkan kebersamaan dan kekompakan dalam keluarga. Oleh karena itu, orang Tionghoa memakan beras ketan yang lengket. Bentuk aslinya adalah seperti kwetiau yang berantakan. Namun ada pula yang menggunakan daun lotus untuk membuat bentuk yang bagus dan juga aroma yang lebih harum.
Kue Keranjang Kukus
Salah satu makanan yang harus ada saat tahun baru Imlek adalah Kue Keranjang. Kue Keranjang ini disebut juga dengan Nian Gao. Bentuk aslinya mirip lontong dan tawar rasanya. Namun di Indonesia karena pengaruh lokal, berubah menjadi manis dan cokelat warnanya karena gula yang terkaramelisasi.
Asal usul dari kue keranjang ini karena dahulu pembuatannya dicetak dalam keranjang-keranjang kecil dari anyaman bambu. Kue keranjang ini melambangkan kebersamaan dan kekompakan keluarga.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR