Nationalgeographic.co.id - Bagi sejumlah orang, hal ini mungkin terdengar seperti cerita fiksi yang lazim disusun dari imajinasi pembuatnya. Namun kenyataannya, hal ini merupakan fakta ilmiah di mana para peneliti telah menciptakan ubur-ubur bionik dengan menanamkan mikroelektronik ke dalam invertebrata laut tersebut. Penanaman ini berharap dapat mengerahkan para ubur-ubur untuk memantau dan menjelajahi lautan dunia.
Menurut penjelasan peneliti, prostetik kecil yang ditanam itu memungkinkan ubur-ubur untuk berenang tiga kali lebih cepat dan lebih efisien tanpa menyebabkan stres pada ubur-ubur, yang tidak memiliki otak, sistem saraf pusat atau reseptor rasa sakit.
Langkah selanjutnya adalah menguji berbagai cara untuk mengontrol ke mana ubur-ubur pergi dan mengembangkan sensor kecil yang dapat melakukan pengukuran jangka panjang kondisi lautan seperti suhu, salinitas, keasaman, tingkat oksigen, nutrisi, dan komunitas mikroba. Bahkan, para peneliti juga menyarankan untuk memasang kamera kecil.
"Ini sangat futuristik," kata bioengineer Universitas Stanford,Nicole Xu.
"Kita bisa mengirim ubur-ubur bionik ini ke berbagai wilayah lautan untuk memantau tanda-tanda perubahan iklim atau mengamati fenomena alam," imbuhnya.
Baca Juga: Perusahaan di Kenya Membuat Bahan Bakar dari Kotoran Manusia
Tujuan awal adalah menyelami laut dalam. Ini karena pengukuran di sana menjadi celah besar dalam pemahaman kita tentang lautan, ungkap profesor teknik mesin California Institute of Technology, John Dabiri.
"Pada dasarnya, kita akan melepaskan ubur-ubur bionik di permukaan, kemudian membuatnya berenang ke kedalaman laut. Kami ingin melihat seberapa jauh ia bisa turun dan kembali ke permukaan dengan membawa data," tambah Dabiri.
Ubur-ubur yang dilibatkan dalam penelitian ini umumnya disebut ubur-ubur bulan, dengan diameter 4-8 inci (10-20 cm).
Prostetik yang berdiameter 2 cm ini pada dasarnya meliputi chip, baterai, dan elektroda yang merangsang otot--membuat tubuh ubur-ubur berdenyut lebih sering, mirip dengan cara alat pacu jantung mengatur detak jantung.
Ubur-ubur diketahui mengeluarkan lendir saat stres. Namun, tidak ada reaksi seperti itu terjadi selama penelitian dan mereka berenang dengan normal setelah prostetik dihilangkan.
"Kami melakukannya dengan hati-hati sehingga tidak membahayakan ubur-ubur," kata Dabiri.
Source | : | Reuters |
Penulis | : | Daniel Kurniawan |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR