Nationalgeographic.co.id - Akibat COVID-19 yang telah ditetapkan WHO sebagai pandemi global, banyak aktivitas ditunda atau dilakukan secara jarak jauh. Di Indonesia sendiri diberlakukan kebijakan Work From Home (WFH) untuk meminimalisir penyebaran virus tersebut. Beberapa sektor transportasi umum di Jakarta juga mengalami pembatasan armada.
Tak hanya itu, wabah tersebut juga memiliki dampak pada misi antariksa. Ekspedisi Mars yang diusung oleh European Space Agency (ESA) dan berkolaborasi dengan Roscosmos Space Corporation (RSS) milik Rusia, ditunda sebagai dampak dari pandemi COVID-19.
Baca Juga: Hujan Asteroid Musnahkan Peradaban Manusia Kuno 12.800 Tahun Yang Lalu
Peluncuran ekspedisi ExoMars Rover Rosalind Franklin rencanananya akan dihentikan sementara hingga 2022, ungkap RSS Director General, Dmitry Rogozin.
"Situasi wabah di Eropa membuat para ilmuwan kami tidak mungkin melakukan misi ini," ujar Rogozin.
Sebelumnya, ExoMars Rover Rosalind Franklin dijadwalkan akan diluncurkan pada Juli 2020 dan diprediksi mendarat di Mars pada Maret 2021. Namun, karena mengalami penundaan, peluncuran baru bisa dilakukan sekitar bulan Agustus hingga Oktober 2022.
Baca Juga: Para Peneliti Temukan Planet-Planet Kerdil di Luar Orbit Neptunus
Untuk peluncuran melintasi ruang angkasa, ExoMars Rover Rosalind Franklin membutuhkan semua perangkat keras yang telah diuji di Perancis dan Amerika Serikat. Peralatan ekspedisi tersebut juga dilengkapi dengan bor untuk menggali ke dalam permukaan tanah Mars. Penggalian tersebut diharapkan dapat menyaring sampel tanah untuk meneliti tanda-tanda kehidupan dan memahami keberadaan air Mars di masa lalu.
“Kami ingin membuat diri kami 100% yakin akan keberhasilan misi ini,” kata Director General ESA, Jan Wörner menanggapi penundaan peluncuran ekspedisi.
“Kami tidak dapat membiarkan penelitian kami mengalami error. Lebih baik ditunda untuk memberikan hasil perjalanan yang terbaik, aman dan ilmiah di Mars,” pungkas Wörner.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | IFL Science,ESA |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR