Nationalgeographic.co.id - Planet Merah mengalami 'kebocoran'. Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa air dapat menghilang dari lingkungan Mars, lebih cepat dari yang diperkirakan. Ini mungkin dapat menjawab pertanyaan mengapa planet yang dulu dikenal karena danau dan awan hujannya, kini sangat kering, tandus, dan penuh gurun pasir.
Dilaporkan pada jurnal Science, sekelompok peneliti Prancis menggunakan data dari The Trace Gas Orbiter, misi kolaborasi antara European Space AGnecy (ESA) dan agensi luar angkasa Rusia, Roscosmos, dan menemukan bahwa sejumlah besar air terangkat ke armosfer atas Mars. Perubahan musim juga memengaruhi proses ini, di mana lebih banyak air 'melarikan diri' ke atmosfer atas pada periode hangat dan badai.
Baca Juga: Para Ilmuwan Temukan Planet Seringan Permen Kapas
Berdasarkan model penelitian mereka, atmosfer atas Mars diketahui 'sangat jenuh' dengan uap air sepuluh hingga 100 kali lebih banyak dari batas suhu teoritis.
Begitu berada di tempat yang lebih tinggi dan lebih dingin, air 'diledakkan' dengan sinar ultraviolet (UV) dari Matahari, yang memisahkan molekul-molekul air menjadi atom hidrogen dan oksigen. Atom-atom ini--tidak terikat oleh gravitasi Mars yang relatif rendah--kemudian bebas untuk melarikan diri ke luar angkasa.
"Para ilmuwan berpikir perlu waktu lebih lama (beberapa dekade) bagi air untuk naik ke atmosfer atas dan memisahkan diri menjadi atom hidrogen. Nyatanya, proses tersebut terjadi sangat cepat: sekitar beberapa hari atau minggu," papar Franck Montmessin, pemimpin studi sekaligus direktur di laboratorium LATMOS.
Baca Juga: Arrokoth, Nama untuk Dunia Terjauh yang Pernah Ditemukan Manusia
Hingga kini, atmosfer Mars cenderung kering dengan uap air 10 ribu kali lebih sedikit dibanding Bumi. Hampir semua air di planet tersebut berupa es padat--meskipun ada bukti yang menunjukkan bahwa air asin yang cair masih mengalir sedikit di Mars. Sebuah studi pada Juli 2018 bahkan mengisyaratkan mungkin ada danau besar penuh air jauh di bawah permukaan Mars--mungkin mirip dengan danau yang ditemukan di bawah es Antartika dan Greenland di Bumi.
Source | : | IFL Science |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR