Nationalgeographic.co.id - Apakah Anda pernah merasakan gelombang kecemasan setelah scrolling Instagram? Jika iya, Anda tidak sendiri.
Instagramxiety merupakan kondisi nyata yang membuat seseorang merasa kelelahan, stres, iri, sedih dan membenci diri sendiri, setelah melihat unggahan orang lain di Instagram.
Foto-foto menarik dari para selebritis, blogger, influencer, keluarga dan teman bisa mengarahkan kita pada rasa rendah diri.
Baca Juga: Konser Online, Panggung Baru Bagi Para Seniman di Era Pandemi
Sulit untuk tidak membandingkan kehidupan diri sendiri dan orang lain melalui unggahan yang mereka bagi. Satu foto saja cukup untuk membuat suasana hati memburuk.
“Kedengarannya sulit untuk mengalihkan diri dari Instagram. Namun, ini serius, Instagram bisa memengaruhi suasana hati saya setiap hari,” kata Jenny Stallard, jurnalis, editor, dan pengarang buku.
“Satu foto saja cukup untuk mengubah wajah tersenyum saya menjadi cemberut,” tambahnya.
Trik untuk menyelamatkan diri dari kejamnya dunia media sosial adalah dengan menemukan cara mengatasinya. Cobalah untuk unfollow akun yang membuat kita merasa cemas. Lalu, ikuti Instagram yang membuat kita tertawa. Atau, hindari membuka Instagram saat suasana hati sedang buruk.
“Bukan berarti harus melarikan diri dari Instagram, tapi cukup dengan lebih selektif memilih akun yang akan terlihat di linimasa kita. Saya biasanya berhenti mengikuti akun yang membuat diri sendiri merasa buruk,” saran Jenny.
“Jika ingin, saya bisa follow lagi. Namun, saya rasa, hidup akan lebih mudah jika tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan unggahan orang lain. Lebih bagus juga untuk kesehatan mental,” paparnya.
Cal Strode, juru bicara Mental Health Foudation, mengatakan; “Terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain bisa meningkatkan kecemasan. Sebelumnya, kita hanya bisa melihat kehidupan beberapa orang. Namun, dengan adanya Instagram, kita bisa mengetahui hidup ratusan pengguna.”
“Yang kita tahu, penerimaan diri sangat krusial bagi kesejahteraan mental. Membandingkan diri sendiri dengan orang lain hanya membuat kita merasa ‘tidak cukup’,” tambah Cal.
Baca Juga: Bagaimana Rasisme Bisa Terbentuk dan Bertahan di Masyarakat?
Tahun 2017, Instagram ditetapkan sebagai media sosial paling buruk bagi kesehatan mental. Menurut laporan dari The Royal Society for Public Health, aplikasi berbasis foto ini bisa menyerang persepsi tubuh ideal, mengganggu tidur, dan menimbulkan fear of missing out (FOMO).
Para peneliti meminta 1,479 orang berusia 14 hingga 24 tahun untuk memberikan nilai pada beberapa media sosial terkait kecemasan, kesepian, dan komunitas. Hasilnya menunjukkan bahwa Instagram merupakan media sosial terburuk, diikui oleh Youtube dan Twitter.
Studi lain menemukan fakta bahwa 30 menit melihat unggahan dengan tagar #fitspiration, bisa membuat perempuan merasa buruk tentang penampilan dan berat badan mereka. Para ahli memperingatkan, ini bisa menyebabkan gangguan makan.
Source | : | The Sun |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR