Nationalgeographic.co.id – Mengutip Sigmund Freud, ia pernah mengatakan bahwa film dapat menginspirasi seseorang karena telah menyajikan fantasi bagi penontonnya. Dengan kata lain, film memiliki kuasa atas motivasi penonton terkait kesempurnaan karakter yang belum bisa dicapai pada dunia nyata.
Akhir-akhir ini, muncul banyak film bertema alam, termasuk cerita bencana dan kehancuran Bumi. Kehadiran film dengan genre ini seolah menakut-nakuti.
Manusia sebagai sumber masalah ekologis mutlak dihadapkan dengan ramalan futuristik pada dunia penuh bencana, juga memprediksi konsekuensi dan tindakannya sebelum malapetaka terjadi.
Benarkah film memiliki dampak sehebat itu terhadap pemikiran manusia?
Baca Juga: Saya Pilih Bumi: Berinteraksi dengan Alam Mampu Meningkatkan Kesejahteraan Mental
Dalam acara #BerbagiCerita: Kuasa Film Atas Renungan Alam, Nicholas Saputra, aktor dan produser, setuju bahwa film memiliki efek yang magis. Itu dapat dengan kuat memengaruhi pikiran dan tindakan kita.
“Film memberikan kekuatan pada alam bawah sadar yang akhirnya memengaruhi perilaku kita,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Nico menjelaskan bahwa film dapat menghibur dan memberi kepuasan pada perasaan-perasaan di dalam diri kita. Mulai dari cinta, marah, dan sebagainya. Film-film bertema alam yang memproyeksikan ketakutan juga ingin memberi sesuatu kepada penontonnya.
“Para pembuat film bebas memilih angle sesuai dengan apa yang ingin mereka sampaikan. Bisa dengan sesuatu yang menakutkan tadi misalnya,” imbuhnya.
Nico sendiri memilih jenis dokumenter saat membuat film bertema alam. Sebagai produser film Semesta, ia ingin memperlihatkan sesuatu yang positif sekaligus menampar dengan realitas mengenai kondisi lingkungan kita saat ini.
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR