Nationalgeographic.co.id - Perusahaan multinasional Google baru-baru ini merilis perangkat lunak Fabricius sebagai mesin pembelajaran cerdas untuk memecahkan kode hieroglif Mesir kuno.
Hieroglif atau "ukiran suci" merupakan simbol bergambar yang mewakili sistem penulisan.
Merujuk pada Dailymail, Fabricius milik Google menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk menguraikan simbol-simbol Mesir kuno. Alat pembelajaran revolusioner ini dapat secara cepat dan akurat melakukan dekode pada hieroglif dengan hanya mengunggah file ke Google.
Fabricius dinamakan dan diluncurkan pada peringatan Juli 1799 M dari penemuan Batu Rosetta oleh tentara Prancis di Rosetta, sekitar 35 mil di sebelah timur Alexandria di Mesir.
Baca Juga: Sejarah Hari Anak Nasional, Sempat Berganti Tanggal Beberapa Kali
Menurut laman Ancient Origins, Fabricius tersedia untuk akademisi dan lembaga penelitian dan semua orang yang tertarik untuk berkomunikasi dengan simbol-simbol Mesir.
Dengan Fabricius, siapa pun dapat belajar dan menulis dalam bahasa Mesir kuno dengan cara yang menyenangkan dan interaktif.
Selain mendapat terjemahan hieroglif, perangkat lunak ini juga dapat dibagikan di berbagai platform media sosial.
Fabricius pada dasarnya menerjemahkan kode hieroglif Mesir dengan pembelajaran mesin berdasarkan teknologi Cloud AutoML dan AutoML Vision Google.
Baca Juga: Apakah Apple dan Google Benar-Benar Menghapus Palestina Dari Peta?
Alat daring ini memiliki tiga bagian utama: 'Belajar', 'Mainkan' dan 'Bekerja'.
Dalam mode 'Pembelajaran' Fabricius, pengguna mengunggah gambar hieroglif ke platform pembelajaran mesin Google di mana komposisi geometrisnya secara instan dibandingkan dengan basis data lebih dari 800 simbol hieroglif yang berbeda.
Dalam mode 'Mainkan', pengguna menerjemahkan kata-kata dan pesan mereka sendiri ke dalam hieroglif yang dapat dibagikan dengan keluarga, teman, dan pengikut di saluran media sosial seperti Twitter dan WhatsApp.
Mode 'Bekerja', yang dirancang khusus untuk akademisi dan sarjana, hanya tersedia sebagai aplikasi desktop bagi para peneliti untuk melakukan terjemahan hieroglif formal.
Source | : | Dailymail.co.uk,ancient origins |
Penulis | : | Fikri Muhammad |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR