Pada kesempatan itu, Ibu Dayu menjelaskan beberapa gerakan dasar, salah satunya tapak sirang pada, yang dalam bahasa Bali artinya telapak kaki menyerong dengan tumit kaki kiri dan kanan saling menempel. Sementara, posisi pinggul dibuat agem kanan atau condong kanan.
Gerakan itu turut diperagakan oleh Kolok Darsih dan Kolok Astari yang mendampingi Ibu Dayu.
Pada posisi tangan, tangan kanan dibuat sirang mata atau sejajar dengan mata, sementara tangan kiri dibuat sirang susu atau sejajar dengan dada. Tarian dilanjutkan dengan gerakan ukel tangan atau memutar tangan kanan dengan lihai.
Untuk melengkapi esensi dari tarian yang mengambil inspirasi dari Tari Jalak Anguci, Ibu Dayu kembali mencontohkan gerakan ‘terbang’ dengan merentangkan selendang dengan lebar.
Baca Juga: Rencanakan Liburan Lebih Bermakna, Kunjungi 4 Destinasi Ekowisata di Bali Ini
“Kaki menjinjit, kemudian (posisi) badan harus rendah, lalu digerakkan (seolah seperti terbang). Kakinya harus cepat, seperti gerakan bebek,” jelas Ibu Dayu dengan semangat.
Lalu, gerakan dasar terakhir berupa gerakan seperti mendorong ke depan, tetapi dengan gerakan ukel tangan.
“Itu adalah tiga gerakan yang diulang-ulang nantinya, disesuaikan, kemudian digabungkan dengan pola lantai sehingga menjadi satu tarian,” tutup Ibu Dayu.
Terus lestarikan budaya Indonesia
Perjalanan PT Pertamina (Persero) dalam melestarikan kebudayaan Indonesia belum berhenti sampai di sini saja.
Operation Head DPPU Ngurah Rai Abraham AZ Sapulete menyebut, pelestarian budaya merupakan bagian dari program CSR Pertamina yang sering digaungkan.
Baca Juga: Upaya Seniman Tari dan Wayang Orang Memanfaatkan Teknologi untuk Bertahan di Tengah Pagebluk
“(Acara) tari ini ada rangkaiannya, ya. Kemarin (dalam rangka) Hari Guru, kemudian tanggal 3 Desember nanti, Hari Disabilitas Nasional,” tuturnya.
Abraham turut mengatakan, hadirnya acara kelas tari Jalak Anguci ini diharapkan tidak hanya menjadi sekedar hiburan saja, tetapi juga bisa menginspirasi setiap generasi untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia.
“Semoga bisa menjadi inspirasi buat kita semua, ya, bahwa keterbatasan kita bukan halangan untuk kita maju, berinovasi, dan berkembang,” tutup Abraham.
Penulis | : | Yussy Maulia |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR