Perlu kita ketahui dulu, Pocahontas bukanlah nama asli putri Indian itu. Ia memiliki nama asli Amonute, dan memiliki nama lebih akrab lagi sebagai Matoaka.
Ia diberi julukan "Pocahontas" yang berarti main-main karena sifatnya yang aneh dan rasa ingin tahunya yang begitu besar, seperti dikutip oleh Kompas.com. Dia merupakan putri kesayangan dari Wahunsenaca atau Pimpinan Powhatan, seorang penguasa tangguh lebih dari 30 suku berbahasa Algonquian dan sekitar wilayah yang nantinya diklaim sebagai area Jamestown, Virginia.
Selama masa kanak-kanak Matoaka, Inggris telah tiba di benua Amerika yang mereka sebut "Dunia Baru" dan bentrokan antara penjajah dan penduduk asli Amerika adalah hal biasa. Pada tahun 1607, John Smith, seorang Laksamana New England dan prajurit sekaligus penjelajah Inggris, tiba di Virginia dengan kapal. Ia tiba bersama sekitar 100 pendatang lainnya.
Baca Juga: Desa Kuno Indian Ditemukan di Lokasi Hotel Baru di Miami (2)
Suatu hari, saat menjelajahi Sungai Chickahominy, John Smith ditangkap oleh salah satu pemburu Powhatan. Dia dibawa ke rumah Powhatan di Werowocomoco. Catatan tentang apa yang terjadi selanjutnya bervariasi dari satu sumber ke sumber lainnya.
Dalam tulisan asli John Smith, seperti dikutip dari Ancient Origins, dia menceritakan bahwa dirinya menghadiri pesta besar di rumah Powhatan, setelah itu dia duduk dan berbicara dengan Pimpinan Powhatan. Dalam sebuah surat yang ditulis untuk Ratu Anne, John Smith menceritakan kisah Matoaka yang melemparkan diri ke tubuh Smith untuk melindungi Smith dari eksekusi di tangan Powhatan. Diyakini, John Smith bisa jadi sebenarnya hanyalah pria sok yang mengarang cerita bohong ini untuk mendapatkan ketenaran.
Baca Juga: Kuda Indian
Dalam versi Disney, Matoaka/Pocahontas digambarkan sebagai seorang wanita muda ketika dia menyelamatkan John Smith. Tetapi menurut catatan Smith, Pocahontas hanyalah seorang anak berusia 10 tahun ketika peristiwa ini terjadi, dan oleh karena itu sangat tidak mungkin ada romansa di antara mereka.
Matoaka sering mengunjungi permukiman di Jamestown untuk membantu para pendatang saat mereka kekurangan makanan. Pada 13 April 1613 Masehi, dalam salah satu kunjungan ini, Samuel Argall menangkap Matoaka untuk menebusnya bagi beberapa tahanan Inggris yang ditahan oleh ayahnya. Dia disandera di Jamestown selama lebih dari setahun.
Selama penahanannya, penanam tembakau John Rolfe menaruh "perhatian khusus" pada narapidana muda yang menarik ini. Rolfe akhirnya mengkondisikan pembebasannya setelah dia setuju untuk menikah dengannya.
Matoaka dibaptis sebagai 'Rebecca' dan pada tahun 1614 dia menikah dengan John Rolfe. Ini merupakan pernikahan pertama yang tercatat antara seorang Eropa dan penduduk asli Amerika.
Baca Juga: Martha Tiahahu, Perempuan yang Jadi Panglima Perang di Usia 17 Tahun
Dua tahun kemudian, John Rolfe membawa Matoaka ke Inggris untuk menggunakannya dalam kampanye propaganda untuk mendukung koloni Virginia, menopangnya sebagai simbol harapan perdamaian dan hubungan baik antara Inggris dan penduduk asli Amerika. 'Rebecca' dipandang sebagai contoh “biadab” yang beradab dan Rolfe dipuji atas prestasinya dalam membawa agama Kristen ke “suku kafir”.
Jika difilmkan, kisah nyata kehidupan Pocahontas ini tentu akan menjadi film “true story” yang lebih hebat daripada film animasi garapan Disney tersebut. Sebab, dari film “true story” ini banyak orang akan tahu kisah hidup Pocahontas yang sebenarnya. Dan film “true story” ini juga akan membuat banyak orang mengenang kisah hidup Pocahontas yang sebenarnya sangatlah tragis akibat invasi dan kolonisasi Inggris di benua Amerika.
Source | : | Kompas.com,ancient origins |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR