"Kami merasa penekanan ini salah tempat, karena penggunaan konsonan adalah cara untuk memasukkan lebih banyak informasi dalam sinyal vokal dan juga memisahkan ucapan dan bahasa manusia dari pola komunikasi di hampir semua primata lainnya," kata profesor antropologi dari Binghamton University, Rolf Quam, yang juga terlibat dalam riset.
"Fakta bahwa riset kami menyoroti hal ini adalah karena ini merupakan aspek yang sangat menarik dari penelitian dan merupakan petunjuk baru mengenai kapasitas linguistik pada fosil nenek moyang kita."
Fosil tengkorak yang digunakan dalam riset ini diambil dari Atapuerca, dekat Burgos di Spanyol utara, di mana bukti paling awal tentang manusia di Eropa Barat telah ditemukan. Selain tengkoraknya, bagian lain fosil yang ditemukan adalah fragmen tulang rahang dan gigi yang berumur 1,2 juta tahun.
Dari riset ini diketahui bahwa perubahan kapasitas pendengaran pada Neanderthal, dibandingkan dengan nenek moyang mereka dari Atapuerca, mendukung bukti arkeologis yang menunjukkan pola perilaku yang semakin kompleks pada manusia purba. Pola yang kompleks ini juga ditemukan dengan adanya perubahan dalam teknologi perkakas batu dan penjinakan api yang dibuat dan digunakan manusia purba.
Baca Juga: Mengenal Ardi, Spesies yang Diduga sebagai Nenek Moyang Manusia
"Hasil ini sangat memuaskan," kata Ignacio Martinez, peneliti antropologi dari Universidad de Alcála Spanyol yang turut terlibat dalam riset ini.
"Kami yakin, setelah lebih dari satu abad penelitian atas pertanyaan ini, bahwa kami telah memberikan jawaban konklusif untuk pertanyaan tentang kapasitas bicara Neanderthal."
Source | : | Nature,Independent |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR