"[Kebijakan] tersebut merupakan beban yang besar bagi perusahaan kami," ujar Bill Williams, nakhoda dari Ocean Fresh, usaha penangkapan ikan satu-satunya yang menyuplai ikan secara teratur ke pasar lokal. "Bahan bakar yang digunakan sangat banyak, belum lagi jika ada cuaca buruk."
Akibatnya, harga ikan pun bertambah mahal. Williams mengaku banyak mendapat keluhan dari pembeli akibat hal tersebut. "Namun apa yang bisa kami lakukan?" tambahnya.
Selain itu, pemerintah Kepulauan Cook juga masih mempertimbangkan prospek tambang mangan di dasar laut. Prospek tersebut sudah lama didiskusikan sebelum pengesahan konservasi ini. Dalam laporan terbaru dari Mongabay tahun 2020, pemerintah Kepulauan Cook menyatakan bahwa mereka akan memberikan izin bagi penambang untuk melihat prospek mineral di dasar perairan. Padahal dalam Marae Moana Act, tertulis bahwa pemerintah tidak akan memberikan lisensi apapun yang bertentangan dengan perlindungan laut.
Baca Juga: Samudra di Dunia Kini Ada Lima: Mari Mengenal Samudra yang Terbaru
"Akan lebih baik jika area laut [Marae Moana] ini dipetakan terlebih dahulu," ungkap Kelvin Passfield, direktur teknis dari kelompok aktivis Te Ipukarea Society, kepada Cook Islands News. "Perencanaan tata ruang laut kita masih belum selesai, dan daerah pengecualian tambang harus sudah dipetakan sebelum izin eksplorasi diberikan."
Tidak dapat dimungkiri, bahwa kebijakan konservasi progresif seperti Marae Moana akan menghadapi banyak tantangan baru dalam pelaksanaannya. Namun yang pasti, nasib kelestarian Marae Moana akan bergantung pada kerja sama pemerintah dan rakyat Kepulauan Cook.
Source | : | RTE,Mongabay.com,IUCN |
Penulis | : | 1 |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR