Bahkan dalam Historia Universal de la destruction de libros (Penghancur Buku dari Masa ke Masa) yang ditulis oleh Fernando Baez, Perpustakaan Alexandria tidak hanya menjadi tempat menyimpan manuskrip tetapi juga tempat yang selalu ramai dengan diskusi para intelektual.
Namun, kejadian mengejutkan terjadi, Perpustakaan Alexandria hilang dan menjadi tragedi luar biasa di dunia akademis. Meskipun sampai saat ini masih sulit menentukan bagaimana Perpustakaan Alexandria dihancurkan, terdapat tiga teori tentang siapa yang bertanggung jawab akan kehilangan ini.
Teori pertama mengatakan bahwa Perpustakaan Alexandria terbakar saat kota diduduki Penguasa Romawi, Julius Caesar, pada 48 SM. Julius Caesar terperangkap di istana kerajaan karena kapal-kapal Mesir menghalangi jalan keluar di pelabuhan. Julius Caesar memerintah anak buahnya untuk membakar kapal-kapal Mesir demi melarikan diri. Tetapi api membakar dengan tidak terkendali. Banyak bangunan di pantai terbakar, termasuk gudang senjata.
“Bencana-bencana yang menimpa Perpustakaan Alexandria disebabkan api yang berkobar tanpa sengaja pada saat Caesar mempertahankan dirinya.” Ungkap seorang cendekiawan Barat, Gustave Le Bone.
Akan tetapi, perkiraan Julius Caesar yang bertanggung jawab atas hilangnya Perpustakaan Alexandria masih meragukan. Strabo, seorang geographer filsuf Yunani, mengatakan bahwa ia pernah mengunjungi Mouseion pada 20 SM, beberapa dasawarsa setelah kebakaran yang dipicu oleh Julius Caesar.
Hal ini menyiratkan bahwa perpustakaan selamat dari kebakaran. Strabo mengatakan bahwa Mouseion sudah tidak semasyhur seperti sebelumnya. Strabo memang membicarakan tentang Mouseion tetapi tidak Perpustakaan Alexandria. Selain itu, dikatakan bahwa gudang tempat menyimpan manuskrip yang dihancurkan oleh Julius Caesar bukan Perpustakaan Alexandria.
Baca Juga: Hatshepsut, Sang Ratu Mesir Kuno Pertama Yang Memiliki Jenggot
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | ancient-origins.net,britannica.com,YouTube |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR