Ketika teori paling dipercaya adalah Julius Caesar yang bertanggung jawab atas hancurnya Perpustakaan Alexandria, muncul teori lain. Teori tersebut adalah orang-orang Kristen-lah yang bertanggung jawab.
Orang-orang Kristen pada abad ke-4 Masehi yang berhasil menduduki kota Alexandria diduga menjadi salah satu penghancur Perpustakaan Alexandria. Pada 391 M, Kaisar Theodosius mengeluarkan dekrit yang secara resmi melarang praktik paganisme. Berdasarkan dekrit tersebut, Serapeum mendapatkan nasib buruk. Serapeum yang merupakan cabang dari Perpustakaan Alexandria dan berfungsi sebagai kuil dihancurkan. Serapeum diganti menjadi Gereja Kristen.
Demi mendukung dekrit Kaisar Theodosius banyak dokumen yang dihancurkan. Namun, dokumen-dokumen tersebut bukan berasal dari Perpustakaan Alexandria melainkan perpustakaan lain. Perpustakaan tersebut diyakini menampung sekitar sepuluh persen dokumen Alexandria.
Baca Juga: Gaun Tertua Sejagat, Tren Busana 5.000 Tahun Silam asal Mesir Kuno
Namun, lagi-lagi teori kedua ini diragukan karena tidak ada sumber kuno yang menyebutkan penghancuran perpustakaan selama periode ini. Oleh karena itu, tidak ada bukti bahwa orang-orang Kristen yang menghancurkan Perpustakaan Alexandria.
Teori ketiga pun muncul. Dalam laman resmi E-history, The Ohio State University, orang terakhir yang disalahkan atas kehancuran Perpustakaan Alexandria adalah Khalifah Umar. Pada tahun 640 M, kaum Muslim berhasil merebut kota Alexandria.
Menurut cerita yang beredar, Jenderal Amr diminta tolong oleh Johannes Philoponus, seorang cendekiawan neoplatonism, untuk menyelamatkan jutaan manuskrip di Perpustakaan Alexandria. Amr ibn Ash meminta saran kepada Khalifah Umar ibn Khattab. Lalu Umar menjawab:
“Jika buku-buku itu sesuai dengan Al-Qur’an, untuk apa diselamatkan? Tetapi jika bertentangan dengan Al-Qur’an, maka hancurkan saja.”
Baca Juga: Kucing Peliharaan Ternyata Berasal dari Timur Dekat dan Mesir Kuno
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Source | : | ancient-origins.net,britannica.com,YouTube |
Penulis | : | Bella Jingga Ardilla |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR