"Bagi saya, berjuang untuk mencari pamrih, bukan berjuang tanpa pamrih," ujar Ong. "Kita sekarang berjuang, pamrihnya ke depan: Kita titip kepada anak cucu kita untuk mewarisi."
Ketika para ahli arkeologi mengawali penelitian di situs Liyangan, beberapa anggota tim menjadi tenaga lokal. Kesempatan mereka untuk belajar tentang pelestarian.
Tim pernah berinisiatif menyewa ekskavator selama tiga bulan untuk mengeruk pasir dan batu di situs yang tanahnya telah dibebaskan. Biaya operasional ekskavator mencapai Rp1,7 juta setiap harinya, didanai dari hasil menjual pasir dan batuan. Tim bekerja sangat hati-hati, seperti pesan seorang ahli arkeologi kepada mereka, supaya jangan merusak temuan di lapisan budaya. Keinginan mereka sekadar: situs arkeologi ini segera tertampakkan. Kini, setelah BPCB memiliki ekskavator, Ong membantu sebagai pengendali alat berat itu di lokasi tambang pasir.
!break!Kalaupun pada awalnya situs arkeologi ini telah rusak karena ulah penambang pasir, kini mereka justru turut menjaga dan memilikinya.
Namun, keguyuban tim tampaknya telah menimbulkan kecurigaan pihak lain. Kepala desa dipanggil ke Kejaksaan Negeri, sementara anggota tim diinterogasi polisi. Mereka telah dianggap menyalahkan wewenang dalam pembebasan tanah dan pengelolaan tambang pasir untuk memperkaya diri sendiri, maupun desa. Meskipun tuduhan itu tak terbukti dan hanya kesalahpahaman, peristiwa yang menyerempet ranah hukum itu sedikit memudarkan semangat Tim Peduli Liyangan. Kepercayaan diri mereka seketika bangkit ketika pemerintah kabupaten memberikan penghargaan kepada setiap anggota tim atas kepedulian mereka dalam melestarikan cagar budaya pada 2013.
Pada kenyataannya Liyangan telah mencuri perhatian. Kendati akhir tahun lalu Bupati Temanggung melarang penambangan pasir demi kelestarian lingkungan, situs arkeologi Liyangan menjadi pengecualian demi membantu penggalian dalam penelitian arkeologi.
Ong menyadari bahwa jerih payahnya hanya akan dinikmati oleh orang-orang dari masa depan. "Nanti kalau anak saya sudah besar, dan saya tidak mampu lagi berjalan ke situs," katanya sembari berangan, "saya masih punya cerita karena saya pernah kerja di sana. Saya tidak akan bercerita bohong kepada anak saya. Juga, saya berharap anak saya bisa mengikuti jejak saya."
Rumah Ong pun pernah menjadi tempat penyimpanan sementara berbagai hasil temuan arca atau batu candi oleh para penambang pasir, sebelum akhirnya disimpan di rumah salah satu sesepuh warga dusun. Awalnya, Ong dan timnya keberatan ketika temuan teko singa perunggu itu dibawa ke BPCB. Namun, dengan kesadaran bahwa menyimpan temuan membutuhkan tanggung jawab besar dan berisiko, mereka rela temuan itu di simpan oleh lembawa yang berwenang.
!break!SUATU PAGI DI POS KEAMANAN situs arkeologi Liyangan, saya menjumpai Budiyono, 46 tahun, yang tampak necis dengan seragam lapangannya yang berwarna olive. Lelaki yang hanya berhasil menamatkan pendidikan di sekolah dasar itu telah bertugas sebagai juru pelihara BPCB selama dua tahun terakhir.
Barangkali, dari 12 anggota Tim Peduli yang sejak awal temuan selalu konsisten berada di kawasan situs arkeologi Liyangan adalah Budiyono. "Berawal dari keikhlasan," ujarnya, "saya tidak pernah menyangka menajdi pegawai honorer BPCB."
Sebelum situs ini ditemukan oleh tetangganya yang sedang menambang pasir, kesibukan sehari-hari Budiyono adalah menggarap ladang tembakau di tanah warisan kakek yang seluas 3.000 meter persegi. Lokasinya di sebuah ngarai yang berjarak tak sampai seratus meter dari situs. Namun, setelah situs ini ditemukan—walau baru sepetak—Budiyono kerap memandu pengunjung yang datang untuk menyaksikan temuan baru di Liyangan itu. Sebagai pemandu tidak resmi, Budiyono tidak selalu menerima beberapa lembar ribu rupiah dari mereka.
"Dulu untuk menjaga kawasan seperti ini tidak ada yang mau," Budiyono berkata. "Padahal pengunjung sudah banyak." Ketika itu, menurutnya, tidak ada teman yang bersedia turut membantunya menjadi pemandu. Sebagian tetangganya justru mencibirnya, "Ora mateng liwet kok ditunggoni—tidak ada hasilnya kok diharapkan."
Penulis | : | |
Editor | : | Administrator |
KOMENTAR