Lebih dari 1.000 spesies baru ditemukan para ilmuwan peneliti di Papua serta Papua Nugini dalam waktu 10 tahun terakhir. Sayangnya keanekaragaman itu terancam kepunahan akibat tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab.
Berdasarkan laporan terbaru yang disusun oleh World Wildlife Fund (WWF), peneliti telah menemukan sebanyak 218 spesies tumbuhan, 43 reptil, 12 mamalia, 134 amfibi, 2 burung, 71 ikan, serta 580 invertebrata. Dengan jumlah sebanyak itu, artinya ditemukan dua spesies setiap dua minggu.
Spesies-spesies baru tersebut ditemukan sepanjang 1998 hingga 2008 oleh kelompok-kelompok tim dalam berbagai lingkungan pulau itu, mulai dari daerah hutan, perairan, hingga pesisir. "Melihat segi keanekaragaman hayati, pulau ini lebih mirip benua daripada pulau," cetus Neil Stronach, salah seorang perwakilan dari WWF Western Melanesia.
Sementara Mark Wright, Conservation Science Adviser WWF, menyoroti bahwa, walau kekayaan hayati ini sangat mempesona akan tetapi ancaman kepunahan tidak mungkin dihindari. "Meski ada upaya maksimal yang dibangun oleh organisasi, seperti WWF, sangat jelas bahwa kita tidak bisa menyelamatkan seluruh spesies. Hutan akan terus ditebangi, sungai-sungai dibendung, pesisir pantai terus dibangun. Sejumlah spesies akan terhapus," kata Wright.
Pulau yang menampung Papua serta Papua Nugini--dunia internasional menyebutnya pulau New Guinea--merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Pulau ini diketahui memiliki ekosistem yang belum tersentuh. Kawasan hutan hujannya terbesar ketiga di dunia setelah Amazon dan Kongo dan menjadi rumah untuk sekitar 6 hingga 8 persen spesies hewan yang ada di muka bumi.
Beberapa spesies menakjubkan yang terdapat di pulau tersebut adalah ikan hiu air tawar sepanjang 2,5 meter, kuskus bermata biru, kupu-kupu yang memiliki sayap terlebar, katak dengan gigi taring, lumba-lumba kepala bulat, serta ular buta. (Sumber: Our Amazing Planet)
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Upaya Sir Walter Raleigh Menemukan Kota Emas Legendaris El Dorado
KOMENTAR