Tim peneliti dari California Academy of Sciences malah menemukan sekitar 300 spesies hewan baru saat akan memetakan keanekaragaman spesies di Pulau Luzon, pulau terbesar di Filipina. Beberapa di antaranya adalah bintang laut yang bertahan hidup pada kayu yang tenggelam serta lobster yang bersembunyi di celah-celah.
Sebagian besar spesies itu dijumpai saat tim peneliti bermaksud menghindari lintah, lionfish, dan kalajengking cambuk. Di antara spesies tersebut misalnya adalah sejenis hiu yang bisa ‘mengembang’ untuk menakut-nakuti predatornya agar tampak lebih besar dan kepiting yang memiliki gigi seperti jarum di capitnya.
Umumnya, hasil sebuah ekspedisi baru dipublikasikan beberapa bulan atau beberapa tahun setelah tugas lapangan selesai. Namun temuan dari ekspedisi yang berlangsung selama 42 hari ini langsung diinformasikan pada sebuah simposium di hari terakhir ekspedisi setelah dianalisis terlebih dahulu.
Pada laporan yang disusun, peneliti menekankan bahwa upaya konservasi harus diimplementasikan untuk menjaga kelangsungan hidup spesies yang ada saat ini dan juga spesies yang belum ditemukan.
Secara spesifik, peneliti menyebutkan limbah plastik merupakan prioritas utama yang harus disingkirkan karena sampah-sampah plastik banyak ditemukan di lautan sekitar Luzon, bahkan hingga di dasar laut dengan kedalaman lebih dari 1 mil.
Ilmuwan memperkirakan, saat ini kita baru menemukan sekitar 10 persen spesies hewan saja dari seluruh spesies yang ada di planet Bumi. Sayangnya, banyak spesies-spesies itu punah lebih dulu sebelum bisa kita temukan.
Sebagai informasi, di samping rasa kagum yang ditawarkan oleh spesies eksotis yang baru ditemukan, spesies baru juga bisa berpotensi menjadi sumber obat-obatan yang tak ternilai serta membantu memahami ekosistem dan interaksi mereka. (Sumber: ThirdAge)
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR