Dewan Energi Nasional (DEN) mendesak pemerintah untuk memangkas dana alokasi
subsidi BBM dan listrik yang diperkirakan mencapai Rp220 triliun di tahun
2012 mendatang. Dana tersebut dinilai tidak tepat sasaran dan lebih
dimanfaatkan untuk konsumsi masyarakat kaya dan mampu.
Salah satu anggota DEN, Tumiran, mengatakan, pengurangan dana subsidi
tersebut dapat menghemat APBN serta dapat dialokasikan pada program
lainnya seperti percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan
energi terbarukan.
"Pengembangan energi terbarukan tidak membutuhkan biaya sedikit.
Pembangunan dan pengembangannya tidak lagi menjadi tanggungjawab
pusat, melainkan juga di daerah," paparnya di Universitas Gadjah Mada, Rabu(21/9).
Sementara itu, Tumiran mengaku bahwa pemanfaatan energi terbarukan di
Indonesia masih sangat minim. Padahal pemerintah berencana mencapai
target kontribusi energi baru dan terbarukan menjadi 25 persen dari
total kebutuhan energi di tahun 2025 dan 40 persen di tahun 2050.
Pengembangan energi terbarukan Indonesia masih mengalami banyak
tantangan, seperti masalah teknologi dan lingkungan. Karenanya,
Indonesia perlu belajar dari daerah lain seperti Swedia yang sudah
berhasil memanfaatkan 50 persen energi terbarukan yaitu dari tenaga air,
biomassa, sampah organik, dan tenaga angin.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Bambang Priyo Jatmiko |
KOMENTAR