Flu Burung kembali merebak di Hong Kong setelah tiga burung dinyatakan positif terjangkit virus H5N1. Untuk tindakan pencegahan, otoritas Hong Kong memusnahkan 17 ribu ayam dan menunda impor unggas hidup selama 21 hari.
Penundaan impor selama itu digunakan untuk melacak asal mula unggas yang terinfeksi. Itu artinya pasokan ayam ke Hong Kong untuk periode Natal dan Tahun Baru akan terganggu. Selain itu, kewaspadaan masyarakat juga ditingkatkan dengan mematok Flu Burung dalam tingkatan 'serius'.
"Sangat disayangkan avian influenza (Flu Burung) terdeteksi sebelum liburan musim dingin. Ini membuat persediaan ayam hidup menjadi tertahan," kata Health Chief Hong Kong, York Chow. "Saya paham ini akan menimbulkan ketidaknyamanan buat publik, pasar unggas pun akan menderita kerugian."
Virus ini kembali merebak setelah Selasa (20/12) waktu setempat ditemukan burung robin yang mati di sebuah sekolah. Setelah dilakukan tes, ternyata burung tersebut terkena virus H5N1 dan menjadi kasus kedua dalam satu pekan.
Sebelumnya, pada Jumat (16/12) ditemukan pula burung camar kepala hitam yang mati di sekolah berbeda. Ini membuat sekolah yang tak disebutkan namanya tersebut diperintahkan untuk ditutup. Sedangkan penjaga sekolah dan putranya yang memindahkan burung mati itu juga dibawa ke Rumah Sakit. Mereka dilaporkan sudah menderita gejala mirip Flu Burung, namun akhirnya dinyatakan sehat.
Hong Kong melakukan tindakan sekeras ini mengingat rekam jejak mereka terhadap kasus Flu Burung. Di tahun 1997, mantan wilayah protektorat Inggris itu menjadi wilayah pertama yang ditemukan Flu Burung menular ke manusia serta menewaskan enam orang. Secara keseluruhan, Flu Burung menewaskan 350 orang di seluruh dunia. (Sumber: AFP)
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR