Gempa berskala 8,5 yang pekan lalu mengguncang Sumatra, ternyata juga berhasil mengguncang dunia sains. Pasalnya, guncangan jenis tersebut umumnya tidaklah sekuat seperti yang terjadi pada Rabu, 11 April tersebut.
Seperti diketahui, gempa dengan magnitude besar cenderung terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng bumi mendorong lempeng lain untuk masuk ke bawahnya. Contoh-contoh gempa subduksi adalah seperti gempa skala 9,1 di Samudera India pada tahun 2004 lalu serta magnitude 9 di Jepang, tahun 2011.
Sementara itu, gempa yang terjadi itu merupakan strike-slip earthquake yang diakibatkan oleh sebuah bidang bebatuan yang saling bergeser satu sama-lain. Namun, biasanya, bidang yang bergeser itu tidaklah seluas kali ini. “Kejadian ini merupakan hal yang tidak lazim,” kata Susan Hough, seismolog dari US Geological Survey di California, Amerika Serikat.
Sebagai salah satu kawasan seismik yang paling aktif di dunia, Indonesia terletak di kawasan ‘Cincin Api Pasifik’ atau kawasan yang memiliki deretan gunung berapi aktif di kawasan Pasifik. Tekanan yang terbentuk dalam bebatuan di kawasan ini terus meningkat hingga akhirnya dilepaskan dalam bentuk gempa bumi. Gempa bermagnitude 8,5 Rabu lalu itu sendiri diikuti oleh gempa susulan berkekuatan 8,2. Keduanya merupakan gempa strike-slip.
“Seminggu lalu, kita tak membayangkan akan adanya gempa strike-slip sebesar ini. Kejadian ini sangat sangat besar,” kata Kevin Furlong, profesor geoscience dari Penn Sate University, Amerika Serikat.
Gempa pertama sebesar 8,5 itu sendiri langsung masuk dalam catatan sejarah. Menurut data USGS National Earthquake Information Centre, gempa itu memang hanya merupakan gempa terbesar ke-11 sejak tahun 1900. Namun kemungkinan, ia merupakan kasus strike-slip terbesar sepanjang sejarah, meski masih ada perdebatan bahwa gempa berskala 8,6 Tibet tahun 1950 juga merupakan gempa strike-slip.
Dari analisis sementara, pergerakan lempeng yang terjadi pekan lalu telah menggeser bidang daratan hingga lebih dari 20 meter satu sama lain. Sebagai gambaran, gempa strike-slip dahsyat berskala 7,8 yang sangat fenomenal, yang terjadi pada tahun 1906 lalu di kawasan San Andreas, San Francisco, Amerika Serikat, hanya menggeser tanah hingga 4,5 meter saja.
Pesisir Sumatra sendiri telah diguncang oleh tiga gempa strike-slip sejak tahun 2004 lalu. Namun, guncangan yang terjadi pada pekan lalu merupakan yang terbesar.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR