10 buku panduan perikanan siap dilepas ke nelayan di Indonesia. Buku-buku, yang terbagi dalam beberapa seri, diharapkan jadi pemandu menghasilkan sea food yang berkelanjutan bagi masyarakat di tanah air.
Serial Panduan Praktik Perikanan Berkelanjutan atau Fisheries Better Management Practices (BMP Perikanan Berkelanjutan) ini diterbitkan oleh WWF-Indonesia. Bekerjasama dengan beberapa pihak, termasuk nelayan di wilayah Indonesia serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Dikatakan oleh Imam Mustofha Zainnudin sebagai National Fisheries Program Leader WWF-Indonesia, buku ini dikerjakan selama tiga tahun. "Ini merupakan buah pengalaman pilot project dengan nelayan-nelayan Indonesia yang diklarifikasi bersama para ahli kelautan," kata Imam dalam jumpa pers di kantor WWF-Indonesia, Jakarta, Kamis (26/4).
Selain itu, kata Imam, buku ini jadi bukti jika kearifan lokal Indonesia mengenai perikanan bisa dikenal dunia. "Membuktikan juga jika Indonesia punya skill untuk menghasilkan sustanaible product," ujar Imam lagi.
Panduan ini dirilis mengingat sumber pangan dari laut sedang mengalami eksploitasi berlebih. Menurut data badan PBB untuk Pangan dan Pertanian (FAO), permintaan dunia untuk makanan laut meningkat 1,5 persen hingga tahun 2020. Khusus untuk Indonesia, menurut Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan (P4KSI) di tahun 2010, 55 persen makanan laut Indonesia diproduksi secara berlebih.
"Dengan prediksi seperti ini, tahun 2048 kemungkinan ikan di laut kita akan habis. Bisa-bisa kita hanya makan sup plankton," kata Imam lagi.
Menurut Endroyono, Kasubdit Rancang Bangun dan Kelaikan Alat Penangkap Ikan dari Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan KKP, buku panduan ini cocok diterapkan di tanah air. Buku lain dari luar negeri biasanya sulit diterapkan di masyarakat nelayan subsistem seperti di Indonesia.
BMP Perikanan Berkelanjutan, kata Endroyono, juga selaras dengan tren penangkapan ikan saat ini. Di mana proses penangkapan ikan tidak hanya memperhatikan kualitas produk. "Tetapi juga memastikan penerapan praktik penangkapan yang ramah lingkungan, sesuai dengan Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF) dari FAO diterapkan KKP selama ini."
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR