Thandi, badak betina asal Kariega Game Reserve, Eastern Cape, Afrika Selatan yang berhasil lolos hidup-hidup dari serangan para pemburu pada 2 Maret lalu, kini dilaporkan sudah mulai pulih. Selama masa pemulihan, Thandi dipantau ketat oleh Jason Loest, Assistant Reserve Manager dan William Fowlds, dokter hewan yang merawat luka-luka akibat perbuatan pemburu yang ingin mencopot cula dari wajahnya.
Dikutip dari laporan Herald Online, jaringan kulit yang mati telah dibuang. Demikian juga dengan bagian-bagian tulang yang rusak. Lumpur, belatung, dan bakteria lain juga sudah disingkirkan dari bagian yang terluka.
Saat ditemukan, sebenarnya Thandi tidak sendirian. Badak lain, bernama Themba, awalnya juga berhasil selamat dari penyerbuan yang terjadi di Eastern Cape reserve tersebut. Sayangnya, Themba kurang beruntung. Tak berapa lama setelah mendapatkan perawatan, nyawanya tak tertolong.
“Kami sangat terinspirasi melihat perbaikan kondisi yang dialami Thandi,” kata Loest. “Jaringan sudah mulai meregenerasi. Ia juga terus berusaha sembuh,” ucapnya.
Thandi sendiri sekarang sudah dilepaskan di penangkaran Kariega. Loest dan timnya memonitor Thandi dan badak-badak lain di penangkaran tersebut setiap hari. “Kami melacaknya lewat gelang kaki dan transponder yang kami pasangkan di tubuhnya,” kata Loest. “Cara ini sangat membantu. Namun, tetap saja cukup sulit menemukannya karena Thandi hampir selalu bersembunyi di semak-semak,” ucapnya.
Akibat memiliki cula, nasib populasi badak sangatlah terancam. Sepanjang tahun 2011, sebanyak 448 ekor badak Afrika Selatan berhasil dibunuh oleh para pemburu yang ingin menjual cula badak ke Vietnam dan negara-negara Asia lainnya. Para pemburunya percaya pada mitos bahwa cula badak dapat menyembuhkan kanker serta meningkatkan gairah seksual.
Jika tren perburuan ini terus berlanjut, peneliti memperkirakan, badak Afrika akan musnah pada tahun 2015 mendatang. Menyusul badak yang hidup di Vietnam yang sudah lebih dulu punah tahun 2011 lalu.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR