Di Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli diwarnai kabar rentannya bayi di Indonesia terkena Hepatitis B. Ini karena pencegahan penularan Hepatitis B dari ibu ke anak belum maksimal. Infeksi pada anak usia 1-4 tahun cukup tinggi. Padahal, imunisasi Hepatitis B dasar dilakukan sejak 1997 di Indonesia.
Setidaknya 25 juta orang di Indonesia diperkirakan terjangkit Hepatitis B dan C. Namun, banyak orang tidak menyadari dirinya terjangkit karena hampir tidak ada gejala.
Dokter spesialis anak sekaligus konsultan gastroenterohepatologi, Hanifah Oswari, sabtu (21/7), mengatakan, di negara yang demisitas hepatitis tinggi seperti Indonesia, transmisi vertikal dari ibu ke bayi menjadi utama.
Data Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan, perempuan Indonesia dengan Hepatitis B ada 9,28 persen. "Pencegahan dari ibu ke bayi sangat penting. Ibu yang tidak tahu dirinya membawa virus dapat menularkan ke anak," kata Hanifah yang juga anggota Satuan Tugas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Sekitar 90 persen bayi yang terkena Hepatitis B berisiko menderita penyakit hati kronis. Untuk mencegah Hepatitis B, Pemerintah Indonesia menetapkan vaksin Hepatitis B sebagai vaksinasi dasar sejak tahun 1997.
Namun, dokter penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi Rini A Gani dari Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia, Jumat (20/7), menyatakan, kenyataannya anak pada usia 1-4 tahun yang terinfeksi Hepatitis B masih tinggi, sekitar 7,32 persen. (Riset Kesehatan Dasar 2007).
Menurut riset yang sama, distribusi anti-HBs (antibodi Hepatitis B) pada bayi usia 1-4 tahun baru 50,78 persen sebagai hasil imunisasi. Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian kesehatan M Subuh mengakui cakupan imunisasi masih rendah. "Persoalan di lapangan sangat beragam, mulai dari sulitnya kondisi geografis hingga kurangnya tenaga kesehatan," ujarnya.
Menurut Hanifah, persoalannya tidak sebatas cakupan, melainkan ketepatan waktu pemberian vaksin. Penularan hepatitis dari ibu ke bayi sekitar 90 persen terjadi saat persalinan karena adanya luka. Karena itu, pemberian vaksin harus sedini mungkin.
"IDAI merekomendasikan vaksin pertama diberikan dalam 12 jam setelah lahir. Kalau diberikan beberapa hari kemudian, infeksi sudah terjadi," ujarnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Semarang, Nazar Nurdin |
KOMENTAR