"Hampir 1.500 [di antaranya] berasal dari Pulau Jawa di Indonesia, terutama dikumpulkan selama masa peralihan Inggris ketika Raffles menjadi Letnan Gubernur dari tahun 1811 hingga 1816," terang Alexandra Green dari British Museum.
"500 lainnya adalah koin Cina yang ditemukan di Jawa, dan sisanya termasuk barang-barang dari Sumatera, Nias, India, Burma (Myanmar), dan Siam (Thailand)."
Alasan mengapa Raffles mengumpulkan ragam benda itu, berdasarkan buku The History of Java yang ditulisnya, ia ingin mengetahui lebih dalam kondisi geografi, flora-fauna, iklim, hingga sosial budaya di Pulau Jawa.
Baca Juga: Tatkala Raffles Menjarah Keraton Yogyakarta
Dia juga mengumpulkan beberapa arca, wayang, alat musik tradisional, dan naskah bersejarah. Tetapi banyak barang yang dibawanya hilang ketika kapalnya tenggelam, termasuk naskah-naskah penting.
"Terlepas dari minat budayanya, Raffles juga menginginkan daerah koloni untuk menghasilkan keuntungan sebagai sumber pendapatan," papar Green.
"Raffles dan rekan-rekan senegaranya dari Eropa berpikir positif atas kesuburan dan kerimbunan Jawa, yang mendorong antusiasmenya untuk mengembangkannya sebagai koloni Inggris."
Ada pula Francine Brinkgreve dari Volkenkunde Museum di Leiden. Dia memaparkan bahwa banyak koleksi museum di Belanda diminati tokoh Indonesia, contohnya pahlawan nasional Ida Anak Agung Gede Agung. Sebab, terdapat berbagai koleksi termasuk dari Indonesia timur, beberapa di antaranya dibawa oleh Rudolf Bonnet pada 1948.
Baca Juga: Raffles Meresmikannya, Kita Membongkarnya
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR