Kepulan asap hitam terlihat dari Gunung Merapi di perbatasan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, pagi hari ini, Jumat (14/6) sekitar pukul 09.15 WIB. Hujan abu tipis di lereng sebelah barat Gunung Merapi, di sejumlah desa di tiga kecamatan Kabupaten Magelang,juga terjadi dalam waktu singkat, yaitu dirasakan warga sekitar pukul 09.45 WIB.
Merapi menyemburkan asap hitam setinggi sekitar 100 meter dan mengarah ke barat. "Kepulan asap hitam tersebut hanya merupakan uap saja. Ini biasa terjadi pada Merapi," tutur Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio seperti dilansir oleh ANTARA News.
Ia juga mengatakan, dari rekam kegempaan vulkanik Gunung Merapi juga tidak menunjukkan adanya peningkatan aktivitas. Sampai saat ini dinyatakan status Gunung Merapi masih tetap aktif normal.
Perilaku Merapi memang mengalami perubahan pascaerupsi. Terungkap bahwa gunung di perbatasan Provinsi DIY dan Jawa Tengah yang terakhir memuntahkan letusan tahun 2010 ini, sekarang lebih sering mengeluarkan asap.
Menurut pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) fenomena ini biasa. Sebab erupsi 2010 menyebabkan kawah Merapi kosong, sehingga ketika hujan air langsung masuk dan berproses menjadi uap yang akhirnya menyemburkan asap.
Belum lama puncak Merapi teramati menghembuskan asap berwarna putih kehitaman ratusan meter, tetapi tidak meningkatkan statusnya ke Siaga. Peristiwa ini tercatat pada Sabtu (18/5) pukul 09.20 WIB. Pada 10 Juni, hujan abu tipis beserta embusan asap melanda pula lereng Merapi -- di daerah Ngadirojo, Tlogo Lele, Selo, serta Boyolali.
Sementara itu berdasarkan data BNPB, dari sekitar 2.700 warga Yogyakarta yang menjadi korban saat erupsi Merapi 2010, masih ada 650 orang yang belum mau direlokasi. Bahkan di wilayah Klaten hampir semua warga tidak mau direlokasi.
Delapan gunung berapi saat ini statusnya siaga. Dikatakan oleh Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono, pada sela-sela simposium Indonesia tentang pengurangan dan ketahanan risiko bencana Asia Pasific Disaster Risk Reduction and Resilience (APDR) di Yogyakarta, Kamis (13/6), gunung yang tengah berstatus siaga itu adalah sebagai berikut, Soputan (Sulawesi Utara), Rokatenda (Nusa Tenggara Timur), Ijen (Jawa Timur), Lokon (Sulawesi Utara), Karangetang (Sulawesi Utara), Ibu (Maluku Utara), Gamkonora (Maluku Utara), dan Sangeang Api (Nusa Tenggara Barat).
Surono menyampaikan, di dalam konteks mitigasi bencana, kesiapan masyarakat juga amat penting. ''Masyarakat yang tangguh terhadap bencana adalah masyarakat sudah bisa bertoleransi dengan alam. Teknologi apapun tidak bisa menghadapi bencana dengan baik kalau masyarakatnya kurang siap. Teknologi hanya mampu menyeimbangkan antara kemauan manusia dan kemauan alam."
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR