Diane Gardner, peneliti dari Cardiff University, Wales, meraih penghargaan di ajang British Science Festival atas karyanya yakni beton yang mampu memperbaiki dirinya sendiri. Penghargaan yang disebut "You Heard It Here First" itu ditujukan bagi peneliti muda cemerlang Inggris yang sedang meniti karirnya, menemukan terobosan terbaru di dunia sains dan teknologi.
Gardner, yang berasal dari School of Engineering Cardiff University sendiri tergabung dalam kelompok peneliti yang telah berusaha mengembangkan beton yang mampu mendeteksi dan merespons kerusakan yang ada di dalam infrastrukturnya. Temuan baru ini berpotensi memberikan dampak besar pada instalasi beton di Inggris dan belahan dunia lain, memangkas biaya perbaikan secara signifikan serta mereduksi jejak karbon.
Dalam memperbaiki dirinya sendiri, beton tersebut bekerja dalam tiga cara utama. Celah-celah retakan dikontrol menggunakan serat yang bisa dibuat dari material plastik daur ulang seperti botol. Setelah itu, bakteri ditempatkan pada beton dan akan meremajakan diri saat muncul keretakan.
Saat kerusakan mulai terjadi, bakteri itu akan menanamkan semen biologis yang akan mengisi celah-celah keretakan tersebut. Berikutnya, kapsul-kapsul berukuran nano dan mikro berisi getah atau lem penyembuh keretakan kemudian dilepaskan saat kerusakan atau keretakan mulai terjadi di dalam struktur beton yang bersangkutan.
Gardner berharap, beton yang mampu memperbaiki diri sendiri ini dapat diperkenalkan pada struktur non-kritikal dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Setelah itu, tujuan berikutnya adalah menggunakan teknologi tersebut ke seluruh industri teknik sipil dan meningkatkan serta memperluas penggunaannya.
Sebelumnya, sekelompok mahasiswa dari Newcastle University berhasil merekayasa bakteri yang dapat memperbaiki keretakan pada beton. Bakteri itu, diberi nama Bacillus subtilis, berhasil direkayasa secara genetik dan diprogram untuk menemukan retakan pada beton.
Kemudian setelah mendapatkan titik yang dicari, bakteri tersebut memproduksi kalsium karbonat dan sejenis lem bakteri. Perekat ini bersinergi dengan sel-sel filamen bakteri yang dapat mengembalikan kekuatan beton yang retak dan pada dasarnya "menjahit" beton tersebut kembali ke kondisi semula.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR