Penyakit mata yang dialami oleh masyarakat Indonesia amat beragam. Di antaranya, ada lima penyakit paling sering, yang juga sudah dibahas dalam tulisan sebelumnya adalah kelainan refraksi serta konjungtivitis.
3. Pterigium
Pterigium adalah penyakit mata yang disebabkan karena adanya pertumbuhan jaringan berbentuk segitiga di lapisan membran tipis bening (konjungtiva) di bagian putih mata.
Hal ini disebabkan karena radiasi sinar ultraviolet, paparan matahari serta iritasi kronis yang berasal dari asap, debu, angin atau benda asing. Ptergium ringan dapat diatasi dengan penggunaan obat tetes atas petunjuk dokter. Apabila ptergium sudah menyebabkan penglihatan menjadi buram, disarankan untuk melakukan operasi pengangkatan.
4. Katarak
Katarak adalah penyakit mata yang disebabkan karena lensa mata yang keruh sehingga masuknya cahaya pada retina jadi terhalang.
Katarak umumnya disebabkan karena proses penuaan, tapi paparan sinar ultraviolet, penggunaan obat-obatan seperti steroid dan diabetes juga dapat meningkatkan faktor resiko katarak. Untuk mengatasi katarak, perlu dilakukan operasi mata untuk mengangkat lensa berkabut yang sudah tua dan menggantinya dengan implantasi lensa plastik baru.
5. Glaukoma
Glaukoma adalah penyakit mata yang disebabkan karena peningkatan tekanan di bola mata. Glaukoma biasanya tidak ada keluhan, tetapi ditandai dengan penglihatan perlahan berkurang dan luas pandang (pandangan ke samping) makin menyempit.
Sebetulnya, jika ditangani dengan baik sebelum terjadi kerusakan pada retina dan saraf mata, maka masih ada kesempatan untuk kembali membaik. Namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kebutaan. Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran darah sehingga saraf mata akan mati.
Glaukoma ringan dapat diatasi dengan penggunaan obat tetes atas petunjuk dokter. Untuk glaukoma berat, disarankan untuk melakukan operasi.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR