Manusia bukan satu-satunya spesies yang tahu bagaimana berbicara dengan bahasa santun. Monyet marmoset juga bisa. Dari sebuah riset yang dilaporkan dalam jurnal Current Biology, mereka akan berbicara satu sama lain hingga 30 menit dalam satu waktu secara bergantian.
"Kami terkejut melihat bagaimana monyet marmoset saling bertukar pendapat dalam cara yang kooperatif, khususnya saat mengetahui bahwa seringkali, mereka melakukannya dengan individu yang bukan menjadi pasangan mereka," kata Asif Ghazanfar, peneliti dari Princeton University, New Jersey, Amerika Serikat.
Ghazanfar menyebutkan, ini membuat mereka menyadari bahwa metode pembicaraan ini lebih mirip dengan diskusi yang dilakukan oleh manusia dan sangat berbeda dengan panggilan-panggilan yang dilakukan oleh hewan seperti burung, kodok, atau jangkrik yang mana panggilan mereka biasanya berhubungan dengan pertahanan daerah ataupun kawin.
Dengan kata lain, sebut Ghazanfar, baik manusia ataupun marmoset tampaknya bersedia "berbicara" pada siapapun, dan tanpa interupsi yang tidak sopan. Temuan ini membuat marmoset menjadi hewan yang unik. "Simpanse dan kera besar lainnya saja tidak bergantian saat mereka berbicara. Bahkan mereka tampaknya tidak berbicara sama sekali," ucap Ghazanfar.
Ghazanfar dan Daniel Takahashi yang melakukan studi tersebut tertarik dengan marmoset karena mereka memiliki dua fitur yang sama seperti yang dimiliki manusia. Mereka umumnya ramah antara satu sama lain dan berkomunikasi dengan memproduksi suara vokal. Para peneliti menduga bahwa fitur itu akan mendukung perilaku memberi dan menerima yang terkontrol yang dibutuhkan untuk berdiskusi dengan baik.
Dalam studinya, para peneliti menempatkan marmoset di sudut yang berlawanan dalam sebuah ruangan. Di sana, mereka bisa saling mendengar, namun tidak dapat saling melihat. Diskusi di antara keduanya pun direkam.
Ternyata, diketahui bahwa marmoset tidak berbicara satu-sama lain dalam waktu yang bersamaan. Mereka saling menunggu sekitar lima detik sampai salah satu marmoset selesai berbicara sebelum marmoset lain merespons ucapannya. Artinya, mereka mengikuti peraturan tak tertulis terkait etika berdiskusi.
Studi lebih lanjut tentang marmoset dapat membantu menjelaskan mengapa tidak hanya manusia saja yang berbicara antara sesamanya. Selain itu, dapat diketahui pula mengapa diskusi kadang-kadang mengalami kebuntuan.
"Saat ini kami tengah mempelajari bagaimana marmoset di awal-awal hidupnya, termasuk saat mereka berada dalam kandungan dan saat sedang dalam interaksi antara orangtua dan anak bisa menerangkan apa yang salah saat terjadi gangguan komunikasi pada manusia," sebut Ghazanfar.
Penulis | : | |
Editor | : | Deliusno |
KOMENTAR