Nationalgeographic.co.id — Bangsa Indonesia menjadi salah satu suporter sepak bola terbesar di dunia. Begitu juga dengan jejak sepak bolanya yang telah melalui sejarah panjang. PSSI yang kini menjadi federasi sepak bola nasional, ternyata bukanlah yang pertama. Pada era Hindia-Belanda, sudah ada federasi nasional yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya PSSI.
Sejarah awal federasi nasional, dapat ditelusuri melalui berdirinya klub sepak bola pertama di Hindia-Belanda. Kemunculannya ditandai dengan didirikannya Sparta dan Victoria di Surabaya pada tahun 1886. Ada juga sumber yang menyebutkan bahwa Gymnastiek Vereeniging menjadi klub pertama yang berdiri di Medan. Klub-klub kecil atau bond (perserikatan), mulai menjalankan kompetisi lokal atau yang disebut Stedenwedstrijden.
Meskipun berstatus sebagai klub kecil (perserikatan kecil), kedua klub tersebut, lantas menjadi titik balik munculnya organisasi klub sepak bola profesional. SIOD, Rapiditas, ECA, dan THOR ikut berdiri tak lama setelah pertandingan Victoria versus Sparta yang digelar pada Juli 1896.
Baca Juga: Melihat Inovasi Teknologi: Stadion Sepak Bola Terapung di Atas Laut
Beberapa distrik Hindia-Belanda, berbondong bondong membangun klub profesional. Batavia mendirikan setidaknya 14 klub, Bandung mendirikan sembilan klub, Surabaya mendirikan 12 klub, Semarang mendirikan 15 klub, Malang mendirikan delapan klub, Sukabumi mendirikan tujuh klub, dan Yogyakarta mendirikan 10 klub.
Distrik-distrik tersebut mendirikan kompetisi lokal, kemudian bergabung dengan distrik lain dan berhimpun dalam naungan NIVB (Nederlandsch Indische Voetbal Bond atau Asosiasi Sepak Bola Hindia Belanda), sebagai federasi sepak bola nasional pertama di Hindia-Belanda.
Melansir tulisan Karel Stokkermans dalam tulisannya berjudul Dutch East Indies - Football History, pada 11 Agustus 2021, menjelaskan tentang awal berdirinya NIVB. "Statutanya disetujui oleh dekrit pemerintah pada tanggal 20 Oktober 1919," tulisnya. Setelah itu, statusnya mulai diakui oleh federasi sepak bola dunia, FIFA pada tanggal 15 April 1924.
Setelah berhimpun ke dalam NIVB, klub-klub tersebut kemudian mengikuti turnamen resmi. Turnamen digulirkan untuk pertama kali, sebagai liga domestik Hindia-Belanda yang dinamakan Turnamen Antar Perserikatan.
Regulasi liga tersebut, melibatkan dominasi Belanda sebagai pemangku kepentingan, meskipun tidak menutup kemungkinan klub-klub yang didirikan oleh orang-orang Cina dan pribumi dapat turut serta. Kompetisi berlangsung mulai 1914 sampai 1950. Dominasi klub-klub Belanda membawa sejumlah pertikaian di dalam federasi, hingga pada akhirnya beberapa klub menyatakan menarik diri dan mendirikan federasi tandingan.
Baca Juga: Dari Mana Olahraga Sepak Bola Berasal? Ini Penjelasan Peneliti
PSM Yogyakarta (PSIM Yogyakarta) bersama dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM Magelang (PPSM Magelang), MVB Madiun (PSM Madiun), SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan VVB Solo (Persis Solo) menarik diri dari NIVB. Beberapa klub yang kecewa dengan keputusan NIVB, kemudian mendirikan PSSI (Persatoean Sepakraga Seloeroeh Indonesia) pada tanggal 19 April 1930.
Melewati banyak pergolakan dan konflik, tahun 1936 NIVB berubah menjadi Nederlandsch-Indische Voetbal Unie (NIVU). NIVU resmi menjadi anggota FIFA pada bulan Mei 1936. Kompetisi yang diselenggarakan NIVU telah memulai sistem degradasi, di mana tiga klub terbawah dalam kompetisi NIVU, akan bermain di Stedenwedstrijden (kompetisi lokal).
Saat itu terdapat 3 organisasi sepak bola di Hindia Belanda yaitu NIVU, PSSI yang merupakan federasi pribumi, dan HNVB (Hwa Nan Voetbal Bond) yang merupakan federasi sepak bola Cina.
Novan Herfiyana dan Karel Stokkermans dalam tulisannya berjudul Indonesia - Amateur Era Champions yang dipublikasi pada 7 Januari 2021, menjelaskan bahwa meski dirundung konflik, federasi-federasi tersebut telah berhasil melahirkan generasi emas Hindia-Belanda. Mereka dapat berjaya di Asia, bahkan turut serta pada kompetisi paling bergengsi sejagad, Piala Dunia 1936.
Beberapa bintangnya juga merupakan pemain pribumi, seperti penyerang tajam, Isaak Pattiwael yang bermain untuk klub VV Jong Ambon dan kapten timnas Achmad Nawir yang bermain untuk klub HBS Soerabaja. Meskipun pada pertandingan yang menentukan, timnas harus dihantam dengan skor telak, 0-6 atas Hongaria.
Source | : | The Rec. Sport Soccer Statistics Foundation |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR