Relikui darah dari mendiang Paus Yohanes Paulus II raib! Kabar buruk itu datang dari Roma pada akhir pekan lalu.
Sejumlah pencuri "menculik" relikui darah Paus Yohanes Paulus II yang tersimpan di sebuah gereja kecil, letaknya di pegunungan sebelah timur ibukota Italia tersebut.
Relikui merupakan bagian tubuh atau benda-benda peninggalan para santa-santo dalam gereja Katolik yang sengaja disimpan.
Majalah Katolik Italia, Famiglia Cristiana, memberitakan, puluhan polisi dengan sejumlah anjing pelacak lantas menjelajahi daerah terpencil itu untuk mencari petunjuk tentang "sebuah pencurian sakrilegi yang mungkin disuruh seseorang".
Franca Corrieri mengatakan, dia mengetahui jendela rusak pada pagi buta hari Minggu (26/1), dan telah menelepon polisi. Ketika mereka memasuki gereja kecil itu mereka menemukan relikui itu telah hilang, bersama sebuah salib.
Paus Yohanes Paulus II, yang meninggal tahun 2005, menyukai pegunungan di wilayah Abruzzo itu. Dia dulu kadang-kadang menyelinap pergi dari Vatikan untuk mendaki atau main ski di sana dan berdoa di gereja tersebut.
Paus Yohanes Paulus yang kelahiran Polandia itu, yang menjabat sebagai paus selama 27 tahun, dijadwalkan akan mendapat gelar santo dari Gereja Katolik Roma pada Mei mendatang. Itu berarti relikui tersebut akan menjadi sesuatu yang penting dan berharga.
Tahun 2011, mantan sekretaris pribadi Yohanes Paulus, yaitu Kardinal Stanislaw Dziwisz, sekarang menjadi Uskup Agung Krakow di Polandia, memberi setetes darah paus itu kepada masyarakat lokal di Abruzzo.
Darah tersebut dimasukkan ke dalam sebuah wadah dari dari emas dan berbentuk bundar serta disimpan di dalam sebuah ceruk di gereja kecil San Pietro della Ienca di gunung dekat kota L'Aquila.
Corrieri, yang merupakan bagian dari sebuah asosiasi yang merawat gereja kecil itu, mengatakan insiden tersebut terasa lebih seperti "penculikan" ketimbang pencurian. Corrieri sendiri tidak mengetahui apakah ada niat para pencuri untuk mendapatkan tebusan atas darah itu.
Darah Yohanes Paulus II telah disimpan sesudah sebuah upaya pembunuhan yang hampir menewaskannya di Lapangan Santo Petrus pada 13 Mei 1981.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR