Tekstur daging ikan jelas lebih lembut daripada daging sapi. Steik ikan lebih mudah diiris dan dikunyah. Daging ikan lebih gurih dan cenderung asin.
Damas, Supervisor Abuba Steak Bintaro, mengatakan, menu yang digemari di cabang di Jalan Menteng Raya ini tetap steik sapi, terutama sirloin dan tenderloin.
"Di Jakarta Utara, steik ikan digemari pelanggan," katanya.
Di Abuba, pilihan minumannya cukup beragam dan segar. Ada aneka jus buah dengan nama-nama dan tampilan menarik, seperti honeydew juice dan ice age melt down. Kopi dan teh panas pun ada.
"Kalau tidak minum anggur, bagi saya, makan steik itu minumnya harus teh panas tanpa gula. Teh bikin ga enek setelah makan daging dan tidak mengurangi rasa enaknya steik," kata seorang teman.
Abuba Bintaro menyediakan ruangan tertutup dengan pembatas kaca transparan berpendingin udara dan tempat terbuka yang membebaskan angin menerobos membelai pengunjung. Tatanan restoran ini cukup apik dan hijau dengan banyaknya tanaman hias di sudut-sudut ruangan.
Mungkin tidak terbantahkan, restoran steik adalah tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat ekonomi menengah-atas. Apalagi, seusai gajian di akhir bulan saat dompet masih tebal, mengeluarkan uang minimal Rp 100.000 per orang sekali makan mungkin bukan persoalan. Kualitas dan citarasa yang didapat pun tinggi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR