Mencari tempat makan asyik di Jakarta bukan hal sulit. Apalagi, kalau suka pemandangan dan pengalaman baru, berbagai pilihan santap menarik tersedia hingga ke pinggiran Ibu Kota. Tempat makan di sepanjang Jalan Menteng Raya, Bintaro, di perbatasan Jakarta Selatan-Tangerang Selatan, misalnya, pantas masuk daftar wajib kunjung dalam agenda petualangan rasa pekan ini.
Menuju Bintaro mudah saja. Dengan mobil, akses tercepat menuju Jalan Menteng Raya adalah lewat Tol TB Simatupang keluar di Pintu Tol Pondok Aren Bintaro. Kalau dari tol Jakarta-Merak, keluar di Pintu Tol Alam Sutera kemudian menuju Tol Lingkar Luar Serpong-Bintaro. Jalan Menteng Raya juga mudah dicapai dengan menggunakan kereta komuter/KRL. Turun saja di Stasiun Pondok Ranji atau Stasiun Jurangmangu, kemudian teruskan perjalanan dengan angkutan umum.
Dijamin tidak akan sia-sia melewatkan waktu di perjalanan karena di Bintaro kini ada Holycow Steakhouse by Chef Afit. Usia Holycow Bintaro ini baru seumur jagung, tetapi sudah menjadi magnet baru yang membuat pencinta steik berdatangan sejak mulai buka pukul 11.00. Mereka rela antre lama untuk mendapatkan tempat duduk dan memesan menu favorit.
Holycow tampil menarik meskipun terbilang sederhana. Tempat makan ini menempati bangunan di sudut Sektor 5 Bintaro, Blok FG1/6, dan tampil menyala dengan dinding batu bata yang dicat merah dan putih. Di dalamnya hanya diisi tatanan meja dan kursi kayu tanpa banyak hiasan.
Rabu (19/2/2014), tepat pukul 11.00, tamu baru bisa memesan hidangan. Tak menunggu lama, wagyu tenderloin dengan saus spesial Holycow dan kentang goreng terhidang di meja. Buru-buru tangan beraksi dengan pisau dan garpu. Seiris daging yang dimasak matang amat empuk dan tentu saja enak sekali langsung membuat penikmatnya bahagia. Kentang gorengnya tak berminyak, dengan rasa asin yang relatif cukup.
Selain daging sapi wagyu, ada steik US Rib Eye yang turut menjadi menu andalan di sini. Menu yang paling banyak dipesan pengunjung adalah Buddy's Special. Jika harga menu lain berkisar Rp 100.000-Rp 500.000 per porsi, Buddy's Special hanya dipatok Rp 84.000 per porsi, tetapi dijamin tetap mantap di lidah.
Daging dalam setiap menu rata-rata seberat 200 gram. Sebagai pendamping bisa dipilih kentang goreng atau mashed potato. Sayurannya bisa bayam atau buncis dicampur dengan pipilan jagung dan wortel. Sausnya antara lain barbekyu, jamur-mustard, dan daun pohpohan cincang dengan minyak zaitun.
Jangan pula khawatir ketika saus yang tersaji tandas sebelum steik maupun kentangnya habis. Di sini gratis menambah saus berkali-kali.
"Di sini selain kualitas daging dan rasa steik dijamin enak, pasti juga tidak alot," kata Andri yang menjabat sebagai Leader Holycow Steakhouse by Chef Afit cabang Bintaro.
Andri menambahkan, Holycow buka setiap hari pukul 11.00-14.00 kemudian tutup dan kembali buka pukul 17.00 hingga malam. Pada jam-jam itu, lahan parkir selalu penuh sesak. Holycow Chef Afit pertama kali hadir di kawasan Jalan Senopati, Jakarta Selatan, dan membuka sejumlah cabang lain, termasuk di Bintaro dan di Jalan Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Tanpa terasa, steik dan semua pendamping yang tersaji dalam satu piring besar itu pun ludes. Meskipun kekenyangan, masih saja tergoda menghabiskan tiramisu khas Holycow. Kapan lagi, ya, kan?
Steik legendaris
Rupanya sensasi makan steik membuat ketagihan. Masih di Jalan Menteng Raya, Bintaro, ada Abuba Steak. Siapa yang tak kenal Abuba? Restoran steik ini sudah ada sejak tahun 1990-an dan cabangnya ada di beberapa tempat di Jakarta maupun di luar kota. Abuba terkenal dengan slogannya, yaitu steik nikmat harga merakyat.
Di Abuba, setelah melihat dan menimbang, dipesanlah steik daging domba. Sayangnya, menu tidak bisa dihadirkan akibat persediaan daging domba sedang habis. Namun, tunggu dulu, ada menu yang tidak kalah memesona, yakni steik daging ikan. Akhirnya, dipesanlah steik salmon seharga Rp 68.000 per porsi dan steik kakap Rp 44.000 per porsi.
Tekstur daging ikan jelas lebih lembut daripada daging sapi. Steik ikan lebih mudah diiris dan dikunyah. Daging ikan lebih gurih dan cenderung asin.
Damas, Supervisor Abuba Steak Bintaro, mengatakan, menu yang digemari di cabang di Jalan Menteng Raya ini tetap steik sapi, terutama sirloin dan tenderloin.
"Di Jakarta Utara, steik ikan digemari pelanggan," katanya.
Di Abuba, pilihan minumannya cukup beragam dan segar. Ada aneka jus buah dengan nama-nama dan tampilan menarik, seperti honeydew juice dan ice age melt down. Kopi dan teh panas pun ada.
"Kalau tidak minum anggur, bagi saya, makan steik itu minumnya harus teh panas tanpa gula. Teh bikin ga enek setelah makan daging dan tidak mengurangi rasa enaknya steik," kata seorang teman.
Abuba Bintaro menyediakan ruangan tertutup dengan pembatas kaca transparan berpendingin udara dan tempat terbuka yang membebaskan angin menerobos membelai pengunjung. Tatanan restoran ini cukup apik dan hijau dengan banyaknya tanaman hias di sudut-sudut ruangan.
Mungkin tidak terbantahkan, restoran steik adalah tempat yang ramai dikunjungi oleh masyarakat ekonomi menengah-atas. Apalagi, seusai gajian di akhir bulan saat dompet masih tebal, mengeluarkan uang minimal Rp 100.000 per orang sekali makan mungkin bukan persoalan. Kualitas dan citarasa yang didapat pun tinggi.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR