Hasilnya, mereka yang berasal dari skala ekonomi rendah lebih mungkin untuk terus merokok selama kehamilan. Meski demikian, status sosialnya itu tidak memiliki hubungan langsung dengan hasil kelahiran, tetapi sebagai lingkungan atau tekanan yang dialaminya hingga membuat kebiasaan.
Penelitian ini tidak menyelidiki tentang aktivitas apa yang sangat berpengaruh pada ibu yang sedang hamil. Mereka berasumsi, produksi karbon monoksida dari menghisap tembakau dapat mengurangi oksigen yang masuk ke janin, seperti halnya merokok tembakau. Atau, mungkin bahan kimia ganja seperti THC bisa pengaruh pada pembentukan janin. Penelitian seperti ini, mereka menyarankan, harus ada penelusuran lebih lanjut.
Baca Juga: Sebuah Studi Ganja dan Dampaknya pada Memori: Benarkah Buruk?
Mengutip dari situs CDC, penggunaan ganja selama kehamilan dalam beberapa penelitian ternyata membuat anak sulit memperhatikan atau belajar. Meski demikian, masalah ini mungkin hanya terlihat ketika tumbuh dewasa.
Kemudian ada juga pengaruh pada bayi yang sedang menyusui. Beberapa penelitian yang dikutip CDC juga menunjukkan, bahwa THC bisa tersimpan pada lemak dan dikeluarkan secara perlahan.
"Artinya bayi Anda masih bisa terpapar bahkan setelah Anda berhenti menggunakan ganja," ujar CDC dalam rilis.
"Namun, data tentang dampak paparan ganja pada bayi Anda melalui menyusui terbatas dan saling bertentangan. Untuk membatasi potensi risiko pada bayi, ibu menyusui harus menghindari penggunaan ganja."
Baca Juga: Manfaat Buah Naga Bagi Ibu Hamil, Cegah Cacat Hingga Obati Sembelit
Source | : | CDC |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR