Bengston dan rekan-rekannya telah menganalisis kembali batuan berusia 1,7 miliar tahun di West Mount Barren di pantai Western Australia di mana liang-liang itu digali. Liang-liang tersebut memiliki lebar sekitar 15 hingga 20 milimeter dan kedalaman 15 sentimeter. Liang-liang itu pertama kali dianalisis 20 tahun yang lalu.
Para peneliti pada saat itu menentukan bahwa batuan yang membentuk liang-liang tersebut telah mengeras 1,2 miliar tahun yang lalu. Jadi liang-liang itu seharusnya dibuat pada periode sebelum itu. Di sisi lain, hewan-hewan pada jutaan tahun kemudian diyakini tak akan mampu menembus batu kuarsit yang keras itu yang pada dasarnya tidak mungkin dilakukan.
Namun Bengtson dan timnya menemukan bahwa partikel-partikel kuarsit yang membentuk liang-liang tersebut menunjukkan bukti pelapukan yang begitu banyak. Hal ini menyebabkan selama sekitar lima hingga 10 juta tahun, bebatuan itu akan mudah untuk digali. Pelapukan tersebut menyebabkan batuan tersebut berubah menjadi batu pasir yang rapuh.
Baca Juga: Misteri 61 Tato di Tubuh Otzi, Mumi Manusia Es Berusia 5.300 Tahun
"Ini tidak terlalu umum, tetapi itu terjadi, terutama di iklim panas dan lembab," kata Bengtson.
Dengan membandingkan sampel dengan batuan dan fosil lain di daerah tersebut, dan penanggalan uranium-timbal dengan mineral-mineral yang ditemukan di liang-liang tersebut, tim memperkirakan lubang-lubang itu dibuat 40 hingga 50 juta tahun yang lalu.
Tim menemukan bahwa batu pasir itu kemudian mengeras karena kondisi daerah yang kering. Hal ini memberi kesan bahwa liang-liang tersebut telah dibuat jauh lebih awal dari yang sebenarnya.
Baca Juga: Misteri Sinar Gamma: Lubang Hitam yang Mengantuk Bisa Jadi Jawabannya
Source | : | new scientist,PNAS |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR