Sempat dikira legenda belaka, praktik pemakaman dengan menggunakan pakaian khusus ini dihentikan pada akhir dinasti Han. Setiap setelan terdiri dari lebih dari 2.000 potongan batu giok, membutuhkan waktu hingga sepuluh tahun untuk menyelesaikannya.
Pada tahun 223 M, Kaisar Wen dari Wei memerintahkan agar produksi pakaian pemakaman giok dihentikan. Selain sangat mahal, menghabiskan banyak waktu dan tenaga, juga mengundang para penjarah makam. Mereka membakar pakaian tersebut untuk diambil benang emasnya. Selain merusak pakaian, sang Kaisar tidak ingin makam-makam itu ternodai.
Batu giok diyakini dapat mencegah kerusakan jaringan lunak dan mengusir roh jahat. Namun di dalam pakaian tersebut hanya tersisa kerangka manusia saja. Tetapi karena batu giok memiliki pori, ada kemungkinan bahwa DNA pemakainya melebur di batu lebih dari 2.000 tahun setelah kematiannya. Inilah yang memberikan bentuk keabadian kepada para pemakainya.
Sepasang pakaian pemakaman giok saat ini dipertunjukkan di Museum Provinsi Hebei.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Source | : | Heritage Daily |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR