Saat menginjakkan kaki ke ballroom Merlynn Hotel, Jakarta Pusat kemarin (21/8) saya disambut pramusaji pembawa nampan berisi cawan-cawan kecil dari porselen putih dengan lukisan semi transparan. Setelah menyesap teh ini, sebuah poci lain diedarkan. Paling tidak, ada tiga macam. Lalu, kue moci turut dibagikan.
Pembawa acara dari Fujian Provincial Tourism Bureau atau Dinas Pariwisata Fujian menjelaskan bahwa teh yang sudah saya sesap antara lain teh melati, teh putih, Dahongpo dan Tieguanyin. "Jasmine tea atau teh melati merupakan jenis yang paling terkenal dari Fujian. Kami sudah membudidayakan teh ini selama ribuan tahun, juga membawanya ke ke Asia Tenggara, Eropa dan India. Karena masyarakat Indonesia juga gemar teh, kami memamerkannya lewat acara ini."
Dikemas dalam tajuk Taste the Real Oolong Tea, Fresh Fujian, Beautiful China, hari itu Dinas Pariwisata Fujian, bekerja sama dengan Komite Dinas Pariwisata Fujian di Jakarta serta organizer Xiamen Tourism Group International Service melakukan pameran pariwisata di ibu kota Indonesia.
Chen Yi Hui, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Fujian, serta Tinia Budiati, yang mewakili Arie Budiman, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta, menyampaikan pidato sambutan kepada para undangan acara ini, diteruskan bertukar cendera mata.
Pihak Provinsi Fujian yang diwakili oleh Mr Chen memberikan maket rumah tradisional yang berwujud membulat, sementara Ibu Tinia memberikan piring berlukiskan beberapa tengara (landmark) terkenal Ibu Kota Jakarta.
Dalam tayangan video dikisahkan, Provinsi Fujian yang tenar sejak dahulu. Salah satunya karena jalur Ocean Silk Road atau Jalan Sutra Samudra. Seperti diungkapkan oleh presenter saat mencoba bermacam ragam teh tadi, bahwa produk-produk kebudayaan Fujian seperti teh, sutra dan porselen "berkelana" pula sampai Indonesia.
Sementara daerah tujuan wisata di Fujian yang dipamerkan dalam acara ini antara lain adalah Gunung Wuyi yang elok dengan lanskap serba hijau, dan kota Fuzhou, yang terkenal dengan Three Lanes and Seven Alleys. Kawasan ini merupakan tempat wisata lengkap yang meliputi taman-taman, kediaman masyarakat setempat dan para pembesar di masa lalu serta bukit. Lokasi terasa kental nuansa sejarah, karena sudah ada sejak masa Dinasti Jin, dilanjutkan Dinasti Tang, serta Ming dan Qing. Banyaknya dinasti di Tiongkok yang membangun Three Lanes and Seven Alleys membuat tempat ini memberikan sentuhan budaya Fuzhou yang kental.
Sementara bagi wisatawan muslim ada tambahan destinasi ziarah, yaitu berkunjung ke Masjid Ashab atau Qingjing Mosque di Tumen, Distrik Quanzhou. Di museumnya, Anda ada dapat menyimak foto saat Presiden Abdul Rahman Wahid berkunjung ke sana.
Menariknya teh Fujian serta panorama alam dan kekayaan budayanya membuat Dinas Pariwisata Provinsi Fujian yakin bahwa daerahnya layak dikunjungi dan dijelajahi lebih detail oleh wisatawan Nusantara.
Lebih lanjut tentang pandangan Chen dan Tinia dalam memajukan pariwisata Provinsi Fujian dan DKI Jakarta Raya dapat disimak di sini.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR