Dalam simulasi itu juga menunjukkan bahwa Bumi bisa mengalami fase yang sama seperti Venus jika hanya sedikit lebih dekat ke Matahari atau jika Matahari bersinar seterang 'masa mudanya' seperti saat ini. Karena radiasi Matahari muda yang relatif lemah, Bumi bisa cukup dingin untuk memadatkan air yang membentuk lautan kita. Kita perlu bersyukur untuk kondisi ini.
“Ini adalah pembalikan lengkap dalam cara kita melihat apa yang telah lama disebut sebagai paradoks 'Matahari Muda Pudar'. Itu selalu dianggap sebagai hambatan utama bagi munculnya kehidupan di Bumi! Argumennya adalah jika radiasi Matahari jauh lebih lemah dari hari ini, itu akan mengubah Bumi menjadi bola es yang memusuhi kehidupan.” jelas Emeline Bolmont, profesor di UNIGE, anggota PlanetS, dan rekan penulis studi tersebut.
Baca Juga: Pengamatan Transit Venus dari Gang Torong Batavia Abad Ke-18
"Tapi ternyata bagi Bumi yang masih muda dan sangat panas, Matahari yang lemah ini mungkin merupakan kesempatan yang tidak diharapkan." ujarnya.
Rekan penulis studi David Ehrenreich, profesor di Departemen Astronomi di UNIGE dan anggota NCCR PlanetS, jua turut menerangkan, “Hasil kami didasarkan pada model teoretis dan merupakan blok bangunan penting dalam menjawab pertanyaan tentang sejarah Venus. Tetapi kami tidak akan dapat memutuskan masalah ini secara definitif di komputer kami. Pengamatan dari tiga misi luar angkasa Venus di masa depan akan sangat penting untuk mengonfirmasinya—atau bahkan menyangkal—pekerjaan kami ini.”
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR