Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang tempat berjualannya para pedagang sayur, ikan, dan makanan pokok lainnya kini menjadi perbincangan masyarakat. Anak hipster Jakarta sekarang sudah mau nongkrong di Pasar Santa. Walau di dalam pasar, tapi anak-anak muda itu nyaman berada di Pasar Santa.
Beberapa outlet-outlet di Pasar Santa seperti ABCD Coffee, Bear & Co, Papricano, Sub Store, dan 17th Chef\'s mengundang banyak pengunjung.
Seorang satpam mengaku sekarang Pasar Santa sudah ramai, terlebih lagi saat akhir pekan. Pasar Santa makin banyak yang kunjungi, bahkan di lantai satu penuh oleh pengunjung.
Selain itu, dampak ramainya Pasar Santa tengah dirasakan Rukiyah seorang penjahit yang sudah enam tahun di Pasar Santa lantai satu. Rukiyah yang sering dipanggil Eka mengaku pemasukan bertambah. "Sekarang lebih ramai, dan pemasukan juga bertambah," ujar Eka, perempuan paro baya yang mengenakan kerudung itu.
Eka mengaku kalau sebenarnya agak risih karena suasana yang dulu sepi kini menjadi ramai dan berisik. "Ya risih karena orang tua, kan nyamannya begini (sepi) tapi hari senin selasa masih santai karena toko yang lain tutup" ujar Eka.
Menurutnya ia membuka usaha menjahit sejak tahun 1969. Dulu kondisi di Pasar Santa jelek dan dibangun lagi sampai beberapa kali. Kios yang dipakai bu Eka pun sudah milik sendiri karena sejak dulu ia sudah mencicil.
"Kiosnya sudah milik sendiri, dicicil selama dua tahun, dan dapat asuransi karena sekalian cicil asuransi," tambah Eka. Namun sekarang di Pasar Santa sudah tidak ada lagi asuransi.
Lain halnya dengan pengunjung Andina dan Bunga. Mereka berdua yang bekerja di kantor belakang Pasar Santa, tidak tahu kalau di Pasar Santa Lantai satu banyak outlet-outlet makanan, minuman, dan clothing.
"Awal tahunya dari ibu penjual cemilan di bawah, karena kalau ke sini cuma beli cemilan aja," ujar Andina. "Tahunya juga karena lagi rame di sosial media," tambah Bunga.
"Belum ada makanan favorit karena masih coba-coba semua makanan yang ada di sini," ujar Andina saat ditanya makanan favorit di Pasar Santa.
Andina dan Bunga mengaku hampir setiap hari ke Pasar Santa karena tempatnya terjangkau dan harga makanannya relatif murah.
Bunga mengaku cukup bangga kepada wirausahawan muda karena bisa membangun pasar lebih modern dan menciptakan pasar yang biasanya dipandang sebelah mata kini menjadi daya tarik yang luar biasa.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR