Analisis struktur mikroskopis tulang fosil ini mengungkapkan bahwa ini adalah dinosaurus yang sudah dewasa. Selain itu, fosil ini juga diketahui berusia 125 juta tahun.
Dinosaurus ini adalah bagian dari microraptorine, sekelompok dinosaurus predator berbulu yang terkait dengan Velociraptor dan dinosaurus raptor terkenal lainnya.
"Microraptorine dianggap sepupu burung yang sangat dekat, berbagi nenek moyang raptor yang sama," kata Chiappe, seperti dikutip dari Live Science.
Belum diketahui apakah tubuh bersayap empat adalah sesuatu yang unik untuk microraptorine, atau sesuatu yang dimiliki nenek moyang burung dan microraptorine, yang kemudian hilang dalam garis keturunan burung."
Para peneliti memperkirakan Changyuraptor yang ditemukan ini memiliki panjang sekitar 1,2 meter dan berat sekitar 4 kilogram. Angka ini menjadikannya sebagai dinosaurus bersayap empat terbesar yang pernah ditemukan, dan setidaknya 60 persen lebih besar dari spesimen microraptorine terbesar yang ditemukan sebelumnya, papar Chiappe.
Baca Juga: Seorang Bocah Tak Sengaja Menemukan Telur Dinosaurus 66 Juta Tahun
Ketika Changyuraptor masih hidup, daerah di mana ia tinggal "adalah semenanjung yang luas atau irisan ke laut, dengan gunung berapi," kata Chiappe.
"Daerah itu adalah hutan beriklim lembap, sebagian besar tertutupi pohon konifer dan gingko, dengan musim panas yang kering dan musim dingin yang cukup dingin. Ada berbagai dinosaurus pemakan daging dan pemakan tumbuhan di daerah itu, termasuk Yutyrannus, kerabat berbulu Tyrannosaurus yang mungki memiliki tinggi 27 hingga 30 kaki (8,2 hingga 9,1 meter)."
Daerah itu juga merupakan rumah bagi berbagai macam burung dan serangga, bersama dengan beberapa mamalia yang sangat primitif dan beberapa tanaman berbunga paling awal, katanya. Danau di wilayah itu juga menampung ikan, katak, dan salamander.
Belum diketahui hewan apa yang dimakan oleh Changyuraptor. Namun fosil microraptorine lain telah ditemukan dengan tulang ikan dan burung di isi perut mereka. "Kami pikir Changyuraptor mungkin mengejar mangsa-mangsa kecil seperti burung, kadal, salamander, ikan, dan mamalia," ujar Chiappe.
Fosil tersebut mengungkapkan bahwa Changyuraptor memiliki bulu ekor yang sangat panjang. "Ekornya benar-benar permata mahkota dari spesimen itu," kata Chiappe.
Kala Terbunuhnya De Bordes oleh Depresi, Jadi 'Sejarah Kecil' di Hindia Belanda
Source | : | Live Science,Nature Communications |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR