Koloni lebah madu pada dasarnya dibagi menjadi dua kompartemen utama: bagian dalam, dihuni oleh ratu, induk, dan perawat, dan bagian luar, ditempati oleh para pemburu. Distribusi ini melindungi lingkaran dalam dari paparan penyusup atau parasit, dan ada interaksi terbatas antara ratu dan pemburu yang secara rutin keluar dari sarang dan lebih terpapar, itulah sebabnya mereka tetap berada di pinggiran.
Dengan membandingkan koloni yang dihinggapi tungau Varroa atau tidak, para ilmuwan menemukan satu perilaku, tarian mencari makan, yang dapat meningkatkan penularan tungau, terjadi lebih jarang di bagian tengah sarang jika dihinggapi. Mereka juga menemukan bahwa perilaku perawatan menjadi lebih terkonsentrasi di sarang pusat.
Baca Juga: Si Pemandu Madu, Kemampuan Satwa Liar Berkomunikasi dengan Manusia
“Tampaknya secara keseluruhan, pengumpul (lebah yang lebih tua) bergerak ke arah pinggiran sarang sementara lebah perawat dan perawat muda bergerak menuju pusatnya, sebagai respons terhadap serangan, untuk meningkatkan jarak antara kedua kelompok.” catat para ilmuwan.
“Peningkatan jarak sosial yang diamati antara dua kelompok lebah dalam koloni yang sama yang dipenuhi parasit merupakan aspek baru dan, dalam beberapa hal, mengejutkan dari bagaimana lebah madu berevolusi untuk memerangi patogen juga parasit.” Kata Dr. Michelina Pusceddu dari Dipartimento di Agraria, Universitas Sassari yang sekaligus sebagai penulis utama studi ini.
“Kemampuan mereka untuk menyesuaikan struktur sosial mereka dan mengurangi kontak antar individu dalam menanggapi ancaman penyakit memungkinkan mereka untuk memaksimalkan manfaat dari interaksi sosial jika memungkinkan dan untuk meminimalkan risiko penyakit menular bila diperlukan.” tutur Pusceddu.
“Koloni lebah madu memberikan model ideal untuk mempelajari jarak sosial dan untuk sepenuhnya memahami nilai dan efektivitas perilaku ini.” pungkasnya.
Baca Juga: Cantiknya Lebah 'Pelangi' Australia, Terbang Sampai Indonesia
Source | : | berbagai sumber,techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR