Dua ratus tahun lalu, tepatnya 18 Juni 1815, pertempuran besar berlangsung di Waterloo, wilayah yang terletak 15 kilometer dari Brussels, Belgia. Dalam pertempuran tersebut, sekutu Prancis, Belanda, dan Inggris berjuang mengalahkan Napoleon Bonaparte.
Pasukan Napoleon sebenarnya sangat kuat. Namun, letusan Tambora yang menggelapkan Eropa dan memicu tahun tanpa musim panas membuat Napoleon kalah. Prajuritnya kedinginan, sementara meriamnya terperosok dalam lumpur. Pada 22 Juni 1815, kekuasaan Napoleon berakhir.
Bertahun-tahun, arkeolog berusaha mencari tulang belulang jejak pertempuran legendaris itu. Namun, baru akhir-akhir ini mereka berhasil menemukan kerangka prajurit yang terlibat dalam pertempuran berikut identitasnya.
Arkeolog menemukan kerangka di Bukit Singa, Waterloo, pada 2012. "Tidak ada kerangka lengkap yang ditemukan di Waterloo dalam 200 tahun ini," kata Doninique Busket, seorang arkeolog, menguraikan keistimewaan temuan.
Identitas kerangka berhasil diungkap berdasarkan beberapa petunjuk. Kerangka sendiri membantu arkeolog mengungkap usia sang prajurit. Diduga, parjurit itu tewas dalam medan perang pada usia antara 20 dan 29 tahun.
Arkeolog menemukan sejumlah barang bersama kerangka, seperti sebutir peluru senapan, koin Jerman, serta balok kayu kecil yang bertuliskan "CB". Peluru mengungkap bahwa sang prajurit mati seketika sehingga kerangkanya ditemukan tepat di medan perang.
Lewat pengamatan saksama pada Februari 2015 lalu, arkeolog mengungkap bahwa huruf "CB" pada balok kayu kecil yang ditemukan sebenarnya adalah "FCB". Huruf "F" memudar seiring waktu.
Mengecek data prajurit yang berperang, arkeolog menemukan tiga nama yang mungkin punya inisial FCB. Dari tiga nama, ternyata hanya dua orang yang tewas di medan perang. Dengan mengecek data pembayaran upah, arkeolog akhirnya bisa menguak identitas kerangka.
Seperti diberitakan The Independent, Senin (6/4), nama prajurit yang kerangkanya ditemukan di lahan parkir itu adalah Friedrich Brandt. Dia adalah anggota pasukan Jerman yang berasal dari Hannover.
"Tidak ada yang bisa 100 persen yakin bahwa kerangka yang ditemukan adalah Friedrich Brandt. Namun, dari data yang kami miliki, kemungkinan besar, itu adalah dia," kata Gareth Glover, pakar sejarah militer dari Cardi University yang terlibat dalam riset.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR