Binatang yang dianggap sebagai hama pertanian besar lainnya di India utara, seperti babi hutan tidak dipuja sehingga pengrusakan lahan yang mereka lakukan tidak diterima.
"Petani sepertinya tidak ragu membunuh babi perusak lahan pertanian," kata Dr Radhakrishna.
Tetapi kajian ini juga mengungkap satu hal penting.
"Toleransi keagamaan dapat juga menghilang," katanya.
"Petani mendapatkan izin menembak monyet, meskipun hanya untuk sementara waktu pada tahun 2010 di Himachal Pradesh.”
Hal ini bisa dianggap sebagai suatu peringatan.
Petani yang diteliti pada umumnya memandang pemerintah yang bersalah, karena tidak mengatasi ledakan populasi monyet. Berdasarkan pengalaman Dr Radhakrishna, petani sangat toleran terhadap macaque.
Tetapi jika masalah monyet perusak tanaman pangan tidak terselesaikan, pandangan tersebut dapat berubah.
Dan konflik manusia dengan dewa mereka dapat "tidak hanya mempengaruhi petani, tetapi juga mengancam kelangsungan hidup jangka panjang macaque rhesus”, kata Dr Radhakrishna. (Matt Walker)
Sumber: BBC Indonesia
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR