Meskipun dipisahkan oleh gurun dan samudra selebar 3.200 kilometer, India dan Afrika seara mengherankan dihuni oleh binatang yang serupa. Bagaimana daratan yang begitu berjauhan sampai memiliki begitu banyak binatang yang serupa? Hal ini akan menjadi jelas dari tinjauan jauh atas sejarah geologi.
Menurut beberapa ilmuwan, berjuta-juta tahun yang lalu, India dan Afrika merupakan abgian dari sebuah benua raksasa yang disebut Pangea. Ketika Pangea terpecah, daratan India dan daratan Afrika itu hanyut dan membawa banyak spesies yang sama, termasuk leluhur gasele, kerbau, dan badak masa kini.
Dua daratan itu tetap terpisah, tetapi kemudian keduanya bertabrakan dengan Benua Erasia. Jembatan darar yang timbul lewat Arabia dan Asia memungkinkan lagi terjadinya pertukaran binatang—kali ini gajah, kucing besar, dan mamalia kecil. Lambat laun, gurun di Timur Tengah yang makin lebar, Laut Merah, dan Laut Arabia menjadi penghalang bagi migrasi binatang sehingga jenis di setiap daratan itu beradaptasi dengan lingkungannya masing-masing.
Kerabat Di Tanah yang Berpindah-Pindah
Kemiripan di antara binatang-binatang yang menghuni benua-benua yang berjauhan bukanlah hal yang kebetulan. Lebih kurang 265 juta tahun yang lampau, kekuatan geologi yang dahsyat menyebabkan massa daratan planet ini mengumpul menjadi sebuah superbenua yang disebut Pangea. DI bentangan luas ini berkeliaranlah nenek moyang jauh dari dunia binatang zaman sekarang.
Massa daratan Pangea itu mulai terpecah belah jutaan tahun kemudian, dan membentuk ketujuh benua zaman sekarang. Jenis-jenis mamalia dan reptilia primitif pun terbawa besertanya. Lama-kelamaan, perubahaan iklim di benua-benua itu menyebabkan makhluk-makhluk tadi berevolusi secara berbeda. Namun, tetap ada kemiripan yang menakjubkan di antara spesies yang sekarang: salah contohnya ialah mamalia dan repitilia di India dan Afrika; contoh lainnya ialah burung tuna-terbang yang menghuni Selandia Baru, Australia, Afrika, dan Amerika Selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR