Dalam penelitian yang dilakukan oleh kelompok ilmuwan internasional, ditemukan bahwa di permukaan warna-warni sayap kupu-kupu terdapat komposisi kimia yang berguna sebagai sensor gas.
Sebuah artikel yang diterbitkan pada 1 September di majalah Nature Communications menyebutkan bahwa sejumlah komposisi gas di berbagai lingkungan dapat diketahui dari perubahan warna di sayap kupu-kupu. Perubahan warnanya tidak begitu drastis, namun tetap terlihat.
Keanekaragaman warna pada sayap kupu-kupu disebabkan oleh struktur berukuran nano yang bercabang di sisiknya. Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa molekul uap menempel pada berbagai bagian yang berbeda dalam struktur tersebut karena perbedaan komposisi kimia yang ada di sisik mereka. Reaksi selektif akibat molekul uap yang terdapat di lingkungan menjadi dasar dalam rancangan pembuatan sensor gas. Perubahan warna akibat kemunculan sejenis gas kini sudah diaplikasikan untuk mengembangkan teknologi, sehinga rancangannya menjadi sederhana, aman, dan tidak memakan biaya yang besar.
Sensor ini berpresisi tinggi, ekonomis, serta dapat diandalkan untuk mendeteksi jenis gas dalam jumlah kecil. Sayangnya, untuk kebocoran gas dengan jumlah yang besar, sensor tersebut belum dapat melakukannya. Namun para ilmuwan yakin bahwa sensor dengan perubahan warna ini dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan mendeteksi gas yang lebih besar di masa depan.
Penulis | : | |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR