Pernahkah anda bertanya-tanya bagaimana paus bertahan di bawah air selama dua jam tanpa menghirup udara? Itu dapat terjadi karena mereka menggunakan protein yang sangat stabil yang disebut mioglobin. Protein ini dapat menyimpan oksigen untuk waktu yang lama untuk daya otot-otot mereka. Sekarang peneliti dari Rice University berusaha membuat darah sintetis manusia menggunakan protein tersebut.
Karena keterbatasan danah yang didonorkan, dan kekhawatiran bahwa darah tersebut bisa saja terkontaminasi, para ilmuwan berusaha membuat darah sintetis yang layak digunakan dalam jangka waktu 40 tahun.
Meskipun ada beberapa versi darah sintetis yang dalam masa uji klinis, upaya-upaya serupa di masa lalu telah terbukti sia-sia. Salah satu penyebabnya yaitu para ilmuwan berupaya membuat darah sintetis dengan protein seperti hemoglobin—yang mengangkut oksigen dalam darah, akan cepat rusak setelah dikeluarkan dari sel darah merah.
Para ilmuwan di Rice University memutuskan untuk menyelidiki molekul serupa hemoglobin untuk menemukan yang lebih stabil. Salah satunya adalah mioglobin, meskipun mioglobin juga ditemukan pada manusia, protein ini memiliki peranan yang lebih penting pada paus. Saat paus menyelam jauh ke dasar laut dan harus menahan nafas, mioglobin menahan oksigen pada otot-otot paus sehingga dapat digunakan ketika paus membutuhkannya. Mioglobin dapat mengikat oksigen jauh lebih baik dibanding hemoglobin.
Para ilmuwan dapat memprogram bakteri E.coli untuk memproduksi protein ini dalam jumlah cukup untuk percobaan. Sifatnya yang tahan banting dan kemudahan untuk memproduksinya menunjukkan bahwa mioglobin dapat menjadi calon yang baik untuk mengambang di darah sintetis tanpa adanya perlindungan dari sel darah merah.
Mioglobin tentu saja tidak seperti hemoglobin, dan tidak dapat bekerja di tubuh manusia dengan cara yang sama. Akan tetapi, penemuan mioglobin ini merupakan sebuah langkah penting.
“Mioglobin merupakan model sistem yang dapat kita gunakan untuk melihat apakah metodologi bekerja dan mekanismenya benar, sehingga dapat kita terapkan pada hemoglobin,” ujar John Olson, penulis senior karya ilmiah yang diterbitkan di Journal of Biological Chemistry.
Jika peneliti berhasil menemukan versi hemoglobin yang stabil dan dapat berfungsi sebaik mioglobin, mungkin mereka akan berhasil membuat darah sintetis yang dapat berfungsi dengan baik pada tubuh pasien sebagai darah manusia nyata.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR