Studi ini telah dipublikasikan pada laman Nature Ecology & Evolution dengan judul The earliest Denisovans and their cultural adaptation pada tanggal 25 November 2021. Dalam jurnalnya para ahli mengungkapkan kombinasi sidik jari kolagen tulan dan analisis genetik sejauh ini telah melipatgandakan jumlah tulang hominin di Gua Denisova dan telah memperluas pemahaman kita tentang interaksi manusia purba Denisova dan Neanderthal serta ciri khas arkeologisnya.
Lebih lanjut, ini merupakan kali pertama para ahli bisa memastikan kalau hominid Denisova adalah pembuat sisa-sisa arkeologi yang ditemukan. Selain itu, diketahui bahwa manusia purba Denisova yang ditemukan baru-baru ini hidup, menurut penelitian sebelumnya, pada saat iklim hangat dan sebanding dengan hari ini di lokasi yang menguntungkan bagi kehidupan manusia.
Adapun sisa-sisa hewan yang dibantai dan dibakar menunjukkan kemungkinan manusia purba ini memakan rusa, kijang, kudan, bison dan badak berbulu. Katerina Douka dan tim menyimpulkan Katerina Douka beradaptasi dengan baik di lingkungan mereka dan memanfaatkan setiap sumber daya yang tersedia.
Baca Juga: Saat Gunung Toba Meletus, Bagaimana Kondisi Bumi dan Manusia Purba?
Artefak batu yang ditemukan sebagian besar adalah perkakas pengikis yang mungkin digunakan untuk menangani kulit binatang. Bahan mentah untuk membuat perkakas kemungkinan berasal dari sedimen sungai yang berada tepat di luar gua.
"Titik strategis situs di depan sumber air dan pintu masuk lembah akan menjadi tempat yang bagus untuk berburu," tambah Katerina Douka.
Para peneliti juga mencatat perkakas batu ini tidak memiliki padanan langsung di Asia utara atau tengah. Namun, mereka memiliki beberapa kemiripan dengan barang-barang yang ditemukan di Israel yang berusia antara 250.000 dan 400.000 tahun yang lalu.
Dari studi baru ini didapati bahwa manusia purba Denisova mungkin bukan satu-satunya penghuni gua. Tulang karnivora seperti serigala dan anjing liar menunjukkan bahwa mereka mungkin secara aktif bersaing dengan predator ini untuk memperebutkan mangsa dan mungkin gua itu sendiri.
Baca Juga: Selidik Fosil Rahang Manusia Modern Tertua di Sulawesi Selatan
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR