Saat ini, dua universitas sedang mengembangkan robot ‘manusia’ NASA untuk bekerja dengan astronot di ruang angkasa, termasuk misi ke Mars di masa depan.
Setelah proses seleksi yang ketat, NASA memberikan Massachusetts Institute of Technology dan Northeastern University masing-masing sebuah prototype robot R5 "Valkyrie", dan dana sebanyak $ 250,000 per tahun serta bantuan dari tim dukungan teknis NASA.
Jelas, ada banyak tantangan yang harus diatasi dalam robotika luar angkasa. Mulai dari kemampuan fisik robot hingga perangkat lunak dan kecerdasan mereka. NASA berharap kelompok peneliti universitas ini dapat meneliti dan menghasilkan pengembangan perangkat lunak yang diperlukan untuk mengirim robot ini ke Mars. Setelah dua tahun, universitas akan menunjukkan kemajuan mereka kepada NASA.
Jika semua berjalan sesuai rencana, R5 Valkyrie tidak akan benar-benar menjadi robot ‘manusia’ pertama di luar angkasa. Robonaut dan Robonaut 2 telah berada di Stasiun Luar Angkasa Internasional sejak 2011. Namun, sangat mungkin adaptasi dari protoype R5 bisa menjadi robot pertama di Mars.
Rencana jangka panjang NASA sebenarnya adalah untuk membuat robot menjadi bagian integral dari misi ruang angkasa NASA. Bahkan mungkin robot akan bepergian bersama astronot ke Mars. Di masa depan, mereka percaya robot dapat digunakan untuk melakukan tugas-tugas misi awal sebelum manusia tiba atau untuk membantu manusia melaksanakan misi.
"Kemajuan dalam robotika, termasuk kolaborasi manusia-robot, sangat penting untuk mengembangkan kemampuan yang diperlukan untuk perjalanan kita ke Mars," kata Steve Jurczyk, administrator asosiasi Space Technology Mission Directorate (STMD) dalam sebuah pernyataan NASA. "Kami sangat antusias melibatkan kelompok peneliti universitas ini untuk membantu NASA dalam pengembangan teknologi robotika."
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR