Google hampir melipatgandakan jumlah energi terbarukan untuk mengoperasikan pusat data besar-besaran yang memungkinkan lebih dari 1 miliar pengguna mencari informasi, menonton klip video, dan berkomunikasi kapan saja.
Komitmen jangka panjang Google itu diumumkan Kamis (3/12) mencakup hingga 842 megawatt listrik yang bersumber dari enam proyek pembangkit listrik tenaga angin dan tenaga surya di AS, Chili dan Swedia, yang dijadwalkan akan selesai dalam dua tahun ke depan. Google tidak mengungkapkan berapa banyak biaya yang akan mereka keluarkan untuk membayar tenaga listrik tersebut.
Beberapa kesepakatan pengembangan energi terbarukan sudah ditandatangani beberapa minggu lalu, namun Google menunda pengumuman agar bertepatan dengan konferensi perubahan iklim PBB di Paris, yang membahas solusi untuk mengurangi volume emisi karbon. Emisi karbon diyakini secara luas telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
"Ini saat yang tepat untuk membuat pernyataan yang kuat," kata Gary Demasi, direktur bidang energi pusat data Google.
Google kini telah menandatangani kontrak yang mencakup 2 gigawatt energi terbarukan, selangkah lebih dekat dengan target Google untuk memiliki 3,6 gigawatt pada tahun 2025. Jumlah energi terbarukan sebesar 2 gigawatt sudah cukup untuk memasok kebutuhan energi 2 juta rumah di Eropa per tahun. Google memperkirakan bahwa proyek energi terbarukan akan mampu menghasilkan rata-rata sekitar 7,4 miliar KWh (kilowatt-jam) listrik.
Google Tak Sendirian
The Mountain View, California, company has pledged to have all of its 14 data centers worldwide running on renewable energy as part of its quest to minimize the pollution caused by the rising demand for its Internet search engine, YouTube video service, Gmail, digital maps and other services.
Google yang berkantor pusat di Mountain View, California, telah bertekad untuk mengoperasikan seluruh 14 pusat datanya di seluruh dunia dengan menggunakan energi terbarukan. Ini adalah bagai bagian dari upaya Google untuk meminimalkan polusi, disebabkan oleh meningkatnya permintaan terhadap mesin pencarian internet, layanan video YouTube, peta digital Gmail dan layanan Google lainnya.
Google, yang baru saja membentuk sebuah perusahaan yang bernama "Alphabet Inc.", masih jauh dari target untuk memakai energi terbarukan pada seluruh pusat datanya di dunia. Dalam perkiraan terbaru, energi terbarukan menyumbang sekitar 37 persen dari sumber energi yang dipakai Google untuk mengoperasikan pusat datanya.
Selain Google; Apple, Facebook dan perusahaan teknologi lainnya juga telah melakukan investasi besar-besaran dalam energi terbarukan untuk mengurangi polusi yang disebabkan oleh popularitas produk mereka. Semua pusat data, kantor dan toko retail Apple di seluruh AS sudah beroperasi dengan menggunakan energi terbarukan. Namun, Apple masih terus berusaha untuk bisa menerapkan penggunaan energi bersih pada pabrik-pabriknya di luar negeri yang membuat iPhone, iPad, dan perangkat produk Apple lainnya.
Selain menandatangani kontrak jangka panjang dengan perusahaan penyedia energi terbarukan, Google juga telah menginvestasikan sekitar $2,5 miliar pada perusahaan dan proyek-proyek yang berusaha memproduksi lebih banyak energi terbarukan seperti tenaga angin, tenaga surya dan panas bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR