Selama beberapa dekade terakhir, National Geographic Explorer sekaligus Ahli Biologi, Zeb Hogan, telah melakukan perjalanan jauh dan luas dalam mencari ikan terbesar di dunia.
Pencarian difokuskan pada sungai dibawah studi dan beresiko tinggi terhadap kerusakan ekologi akibat bendungan, penangkapan berlebihan, tambang dan ancaman buatan manusia lainnya.
“Perlombaan belajar dan menyelamatkan ikan raksasa ini tak pernah lebih mendesak,” kata Hogan. Ia mencatat, lebih dari 70 persen ikan raksasa air tawar dunia berada dalam resiko kepunahan. Ikan Paddlefish Cina mungkin malah sudah punah.
Hogan merujuk pada studi dari jurnal Science yang menemukan bahwa rencana proyek-proyek bendungan di seluruh dunia baru-baru ini meremehkan kerusakan habitat ikan dan membesar-besarkan manfaat lingkungan dari kekuasaan.
“Ini merupakan karya ilmiah paling signifikan yang telah diterbitkan dalam bidang saya selama beberapa tahun terakhir,” ujar Hogan, yang juga merupakan profesor di Universitas Nevada, dan pembawa acara di Nat Geo WILD seri Monster Fish.
“Bendungan besar sering memiliki dampak bencana pada kehidupan sungai,” ujarnya.
Sebagai contoh apa yang dipertaruhkan, Hogan mengatakan bahwa ikan lele Mekong raksasa di Asia Tenggara—yang bisa tumbuh hingga sebesar beruang grizzly—terancam punah karena pembangunan serangkaian bendungan baru.
“Jika semua area bertelur mereka berada di atas bendungan, mereka mungkin akan segera punah,” kata Hogan, yang telah mempelajari ikan selama 20 tahun. “Kita tidak tahu.”
“Cerita tentang ikan raksasa menggarisbawahi krisis lingkungan yang dihadapi oleh banyak sungai dan danau di permukaan Bumi saat ini, dengan keanekaragaman hayati mereka menurun pada tingkat yang lebih besar dibanding dengan yang terlihat di daratan atau lautan.”
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR